Maka dari itu, seiring perjalanannya hingga kekinian institusi TNI tetap menjadi organisasi yang otonom sebagaimana yang telah digariskan oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman TNI tetaplah TNI seperti yang telah diajarkan Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Sehingga TNI tetap menjaga otonomi dan kesoliditasannya dalam menjaga negara dan bangsanya yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagaimana yang ada pada Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.
Jadi, berdasarkan historical memory tentang Panglima Besar Jenderal Sudirman sebagai kelampauan sejarah dapat dianggap sebagai pengalaman sejarah yang akan terus mengalir dalam ingatan sejarah bangsa dan negara.
Peristiwa sejarah masa lampau harus dipandang sebagai willed event, yaitu sesuatu terjadi karena manusia berpikir, percaya, memutuskan, merencanakan, dan bertindak, serta menjadi ingatan dan kesadaran bersama bagi masa-masa yang selanjutnya.
Segala hal ingatan sejarah tentang Panglima Besar Jenderal Sudirman adalah sebagai sejarah bagi generasi selanjutnya.
Jadi, tinggal bagaimana perjalanan generasi selanjutnya memaknai nilai-nilai sejarah tersebut, apakah sebagai ingatan kesadaran sejarah bangsa ataukah hanya sebagai cerita dan romantisisme belaka.
Biar bagaimanapun juga sejarah Panglima Besar Jenderal Soedirman merupakan warisan sejarah yang tiada terhingga untuk dijadikan sebagai entry point menuju kemajuan yang lebih baik bangsa dan NKRI yang kita cintai bersama ini.
Referensi, wikipedia, tempo, tirto.id, Dinas Sejarah Angkatan Darat dan sumber sejarah lainnya.
Semoga Bermanfaat.
Sigit Eka Pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H