Selain harus memiliki ownership yang tinggi seperti pada poin pertama, maka karyawan juga harus selalu  mencurahkan segenap energinya dan kekuatannya, mampu mencharge-nya dan meningkatkanya kembali bila dirasa mulai menurun.
Tak kalah penting juga, karyawan harus selalu memiliki determinasi yang kuat dan tinggi, selalu menanamkan dalam diri, bahwa pekerjaanya adalah refleksi penting dari kepemilikannya terhadap pekerjaan, bidang pekerjaannya adalah cerminan dari dirinya sendiri, selalu memastikan pekerjaannya selalu tuntas dan tertunaikan dengan baik.
Nah kalau sudah begini, maka karyawan seperti ini tidak akan menyalahkan orang lain, jauh dari sikap blaming, excuse dan judging, selalu siap sedia dan berkontribusi membantu banyak hal berkaitan dengan pekerjaan.
Energi dan kekuatannya yang selalu membara dan penuh antusias yang tinggi, dan semangat dan motivasinya yang menyala-nyala, akan menular kepada karyawan lainnya dan dapat menjadi motivasi bagi karyawan lainnya.
Sehingga dalam hal ini, atasan akan selalu menilai dan melihat, bahwa karyawannya ini selalu bisa full power and energize atau selalu mencurahkan segenap kemampuan, daya upaya, energi dan waktunya dalam bekerja.
Biasanya juga kalau sudah begini, akan ada efek lainnya juga yang dirasakan, yaitu adanya para karyawan lain yang tidak suka dengan eksistensinya ini, sehingga di sinilah yang kerap membuat karyawan lainnya menjadi gerah.
Sehingga dalam hal ini, kalau karyawan sudah mulai jadi andalan atasan ataupun kantor dan dirasa sudah lebih unggul dan handal dari karyawan yang lainnya, maka perlu diantisipasi dengan syarat berikutnya yang menjadi poin ketiga di bawah ini.
Ketiga, tetap yakin dan menguatkan Focus and Locus of Internal.
Ya, tetap optimis yakin dan selalu fokus, dengan mengabaikan anggapan negatif dan minor serta tidak terpengaruh dengan anggapan ketidaksukaan tersebut, untuk membentenginya dan menguatkannya dengan cara tetap stabil mengoptimalkan determinasi yang sudah berjalan, menguatkannya melalui keyakinan yang kuat melalui komunikasi locus of internal.
Sehingga dapat mempengaruhi karyawan lainnya bahwa apa yang selalu dilihat oleh karyawan lainnya tersebut merupakan dedikasi dan pengabdian yang diperoleh sebagai spirit dan supporting bagi bersama, termasuk bagi atasan dan kantor.
Sehingga seiring berjalan, maka kedepannya dapat membuktikan pada karyawan lainnya, bahwa keunggulan dan kehandalan tersebut diraih bukan karena terlalu memaksa, ambisius ataupun cari muka, tapi merupakan bentuk dari totalitas diri.