Karyawan yang handal dan unggul tentu saja akan selalu jadi andalan atau selalu dapat diandalkan oleh kantor dan atasan dalam rangka bekerja sesuai job desk-nya masing-masing.
Bahkan kehandalan dan keunggulan tersebut tidak terbatas hanya pada job desk-nya saja, tapi mampu mengerjakan tugas ganda ataupun tugas-tugas lainnya yang didelegasikan oleh kantor ataupun atasan.
Sehingga ketika karyawan sudah menjadi andalan atau kepercayaan atasan dan kantor, tentunya juga akan menjadi keunggulan, kelebihan, ataupun keuntungan tersendiri, dan di sinilah biasanya para karyawan akan saling berebut dan berlomba-lomba untuk mendapat tempat yang terbaik, agar dapat selalu menjadi pantas dan layak diandalkan atasan dan kantor.
Lalu apa sih sebenarnya yang menjadi nilai lebihnya ketika karyawan selalu menjadi unggulan dan andalan oleh atasan dan kantor?
Karyawan yang unggul dan menjadi andalan atasan ataupun kantor tentunya adalah yang karyawan yang lebih menonjol di antara para karyawan yang lainnya, karena sering dicari dan dipercaya dalam rangka mengerjakan project khusus dari atasan ataupun kantor.
Dan biasanya karyawan ini akan lebih dekat dengan atasan, sehingga sering jadi kesayangan atasan dan jadi tangan kanan atasan. Memang dalam hal ini ada sisi nggak enaknya juga sebenarnya, karena apa-apa akan seringkali selalu bertitik tumpu pada karyawan tersebut.
Tapi, ada juga sisi nilai lebihnya ataupun keuntungannya, yaitu saat pada kondisi tertentu ketika kantor akan melakukan efisiensi karyawan atau bahkan memberlakukan PHK besar-besaran, maka karyawan unggulan, handal dan jadi andalan inilah yang bakal jadi orang terakhir di PHK, atau yang bisa selamat dari PHK.
Bahkan bila sampai kena PHK sekalipun, akan dicari oleh kantor ataupun tempat lainnya yang membutuhkan, dan lebih mudah mendapat pekerjaan lagi di tempat yang lainnya, karena rekam jejaknya yang unggul dan handal tersebut.
Atau bahkan, kedepannya akan lebih berpeluang untuk mendapat promosi jabatan, reward, dan berbagai hal lainnya yang berkaitan dengan pengembangan SDM dan karir karyawan.
Nah, inilah kiranya yang menjadi nilai lebihnya ataupun keuntungannya kalau karyawan selalu jadi unggulan, handal dan andalan ataupun kepercayaan bagi atasannya dan kantornya.
Jadi, kalau berdasarkan sisi keunggulan ataupun keuntungan tersebut, maka karyawan sebaiknya tak perlu ragu dan bimbang untuk berbuat yang terbaik agar selalu mendapat tempat yang terbaik, menjadi karyawan andalan, karyawan yang selalu unggul dan handal di kantor.
Lalu apa saja syaratnya agar karyawan selalu jadi yang terunggul dan jadi andalan atasan ataupun kantor?
Yang jelas dalam hal ini, soal bagaimana jadi karyawan andalan tersebut, tentang syarat apa yang penulis jabarkan adalah syarat fair dan murni untuk ditempuh.
Sehingga diharapkan apa yang penulis jabarkan ini bisa menjadi referensi atau wawasan bersama, dan dapat menghindarkan cara-cara yang tidak fair, seperti main belakang, lewat pintu belakang, loby-loby khusus, lewat orang dalam hingga cara yang tidak fair lainnya demi tempat terunggul dan terhandal tersebut, sehingga syarat syarat yang penulis jabarkan ini wajib dipenuhi.
Pertama, lebih menguatkan personal accountability dibanding personal responsibility.
Personal responsibility biasanya karyawan hanya bertumpu pada tanggung jawab pekerjaan sesuai job desk-nya saja, sehingga agar bisa berbeda dan lebih unggul dari karyawan yang lainnya, maka karyawan harus menguatkan personal responsibility untuk bermanuver pada tingkatan yang lebih personal accountability.
Personal accountability maksudnya disini adalah, karyawan selain bertanggung jawab sesuai job desk-nya, maka karyawan juga harus memiliki ownership pekerjaan yang tinggi yaitu bagaimana karyawan bisa lebih lentur dan luwes untuk dapat di engage dan di empower dan oleh atasannya.
Sehingga bila karyawan bisa memiliki ownership pekerjaan tersebut, maka akan terbentuklah citra positif, bahwa atasan atau kantor ternyata memiliki karyawan yang berpotensi, berbakat, berdedikasi, loyal, militan, mencintai dan menjiwai pekerjaannya dan kantornya.
Dalam hal ini, atasan akan jadi lebih percaya, dan tidak terlalu terbebani untuk selalu memonitoring pekerjaan, karena karyawan telah membentuk citra positif bagi atasan.
Bahwa apa yang didelegasikan oleh atasan sesuai job desk-nya tersebut selalu penting dan dikerjakan dengan penuh ketulusan dan rasa tanggung jawab yang tinggi.
Bahkan meski pada saat tertentu tugas yang didelegasikan bukan bagian dari job desk-nya, tetap saja dikerjakan dengan penuh rasa ikhlas dan bertanggung jawab.
Kedua, dalam bekerja harus selalu full power dan full energize.
Selain harus memiliki ownership yang tinggi seperti pada poin pertama, maka karyawan juga harus selalu  mencurahkan segenap energinya dan kekuatannya, mampu mencharge-nya dan meningkatkanya kembali bila dirasa mulai menurun.
Tak kalah penting juga, karyawan harus selalu memiliki determinasi yang kuat dan tinggi, selalu menanamkan dalam diri, bahwa pekerjaanya adalah refleksi penting dari kepemilikannya terhadap pekerjaan, bidang pekerjaannya adalah cerminan dari dirinya sendiri, selalu memastikan pekerjaannya selalu tuntas dan tertunaikan dengan baik.
Nah kalau sudah begini, maka karyawan seperti ini tidak akan menyalahkan orang lain, jauh dari sikap blaming, excuse dan judging, selalu siap sedia dan berkontribusi membantu banyak hal berkaitan dengan pekerjaan.
Energi dan kekuatannya yang selalu membara dan penuh antusias yang tinggi, dan semangat dan motivasinya yang menyala-nyala, akan menular kepada karyawan lainnya dan dapat menjadi motivasi bagi karyawan lainnya.
Sehingga dalam hal ini, atasan akan selalu menilai dan melihat, bahwa karyawannya ini selalu bisa full power and energize atau selalu mencurahkan segenap kemampuan, daya upaya, energi dan waktunya dalam bekerja.
Biasanya juga kalau sudah begini, akan ada efek lainnya juga yang dirasakan, yaitu adanya para karyawan lain yang tidak suka dengan eksistensinya ini, sehingga di sinilah yang kerap membuat karyawan lainnya menjadi gerah.
Sehingga dalam hal ini, kalau karyawan sudah mulai jadi andalan atasan ataupun kantor dan dirasa sudah lebih unggul dan handal dari karyawan yang lainnya, maka perlu diantisipasi dengan syarat berikutnya yang menjadi poin ketiga di bawah ini.
Ketiga, tetap yakin dan menguatkan Focus and Locus of Internal.
Ya, tetap optimis yakin dan selalu fokus, dengan mengabaikan anggapan negatif dan minor serta tidak terpengaruh dengan anggapan ketidaksukaan tersebut, untuk membentenginya dan menguatkannya dengan cara tetap stabil mengoptimalkan determinasi yang sudah berjalan, menguatkannya melalui keyakinan yang kuat melalui komunikasi locus of internal.
Sehingga dapat mempengaruhi karyawan lainnya bahwa apa yang selalu dilihat oleh karyawan lainnya tersebut merupakan dedikasi dan pengabdian yang diperoleh sebagai spirit dan supporting bagi bersama, termasuk bagi atasan dan kantor.
Sehingga seiring berjalan, maka kedepannya dapat membuktikan pada karyawan lainnya, bahwa keunggulan dan kehandalan tersebut diraih bukan karena terlalu memaksa, ambisius ataupun cari muka, tapi merupakan bentuk dari totalitas diri.
Nah, ketika ketiga syarat ini sudah bisa terpenuhi dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam diri karyawan, maka sudah pula bisa dikatakan bahwa seorang karyawan sudah memenuhi syarat menjadi karyawan yang unggul dan handal, selalu jadi andalan oleh atasan ataupun kantor.
Karyawan seperti ini sudah pasti akan memiliki nilai dan kualitas lebih seperti, punya orientasi visi, misi dan timeline yang jauh kedepan dan memang layak dan pantas untuk selalu jadi unggulan dan dapat diandalkan oleh atasan ataupun kantor.
-----
Nah, inilah kiranya yang bisa penulis bagikan, semoga bisa jadi tambahan wawasan yang bermanfaat, dan perlu juga penulis ungkapkan, bahwa setiap artikel soal karir yang penulis tuangkan juga merupakan penyempurna dari artikel yang lainnya berkaitan dengan karir, dan akan terus saling menyempurnakan seiring tempaan pengalaman yang diperoleh penulis.
Salam hangat.
Sigit Eka Pribadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI