Bahkan tidak menutup kemungkinan karena kamu dianggap sebagai batu sandungan yang mengganjal karir mereka.
Sehingga persaingan bisa menjurus jadi semakin lebih keras lagi, ketika ada upaya menjatuhkan kredibilitas kamu, yang jelas disini kamu jangan sampai terbawa irama tersebut.
Lalu bisa dilihat juga, dari seberapa sering kamu dipercaya oleh kantor, sehingga sering mendapat amanah kepercayaan yang diembankan pada kamu dan kamu sukses mengerjakannya dan kantor sangat puas dengan hasil kinerja kamu tersebut.
Padahal banyak rekan kerja kamu yang lainnya tapi justru kamu yang sering dipercaya oleh kantor dan termasuk juga seberapa sering akhirnya kamu dapat reward dari kantor karena kinerja kamu semakin bagus.
Maka di sinilah yang pada akhirnya membuat pengaruh ruang berpikir rekan kerja kamu, sehingga kamu dianggap oleh rekan kerja yang lainnya punya kemampuan handal di atas rata-rata.
Begitu pula sebaliknya, ketika kamu dianggap biasa saja, artinya tidak ada respon ataupun reaksi aroma persaingan yang begitu signifikan terhadap kamu.
Adanya kamu tidak memberi dampak dan pengaruh apa-apa bagi rekan kerja kamu yang lainnya, bahkan yang lebih parah lagi, ada kamu dan nggak ada kamu sama saja, nggak ngaruh banget.
Begitu juga respek kantor, kamu hanya dianggap begitu-begitu saja, ya rata-rata airlah istilahnya, maju enggak mundur enggak, kamu hanya biasa banget.
Bahkan ini bisa jadi lebih nggak biasa banget kalau kamu tidak ada keinginan sama sekali mereformasi diri, sehingga tingkatan level grade kamu justru jadi jatuh jauh di bawah rata-rata.
Nah, inilah kiranya bagaimana kamu bisa tau seperti apa sih, dimana sih atau bagaimana sih sebenarnya tingkatan level grade kamu itu.
Jadi, kalau kamu mengetahui grade kamu di atas rata-rata maka nilai dan kualitas SDM kamu pasti juga di atas rata-rata, maka di sinilah kamu bisa mengambil kesempatan emas itu, dengan menaikan posisi tawar kamu kepada kantor.