Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyoal Perilaku Individualistis di Kawasan Perumahan Elit

8 Juni 2020   23:19 Diperbarui: 10 Juni 2020   16:46 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perumahan elit. (sumber: Hilda B Alexander/Kompas.com)

Saya jadi miris dan prihatin juga sebenarnya mendengar apa yang telah diungkapkan oleh kawan saya tersebut. Hal ini jadi membuat saya penasaran, apakah ini umum juga berlaku di kawasan perumahan elit yang lainnya, atau hanya kebetulan saja saya alami.

Saya pun mencoba googling untuk mencari informasi ini dengan mengetik kata kunci "individualistis di perumahan elit"

Ternyata banyak juga yang mengulasnya, yang artinya apa yang sudah saya alami ini ternyata masih ada, perilaku individualistis masih ada yang berlaku di kawasan perumahan elite yang lainnya.

Jadi ironi sebenarnya, padahal tetangga itu merupakan kerabat terdekat yang paling bisa dimintai tolong kalau sewaktu-waktu ada apa-apa ataupun butuh bantuan.

Teman diluaran tetangga mungkin banyak tapi tak bisa seperti tetangga yang bisa sewaktu-waktu datang menolong kalau pas butuh bantuan.

Karena makin penasaran saya pun kembali menelpon kawan saya mencoba menganalisanya kenapa perilaku individualistis ini berlaku di kawasan perumahannya.

Jadi, seperti halnya yang dikatakan kawan saya, rata-rata warganya, baik yang laki-laki ataupun perempuan  bekerja semua.

Profesinya juga rata-rata para pejabat manager dan jajaran direksi keatas, bekerja berangkat pagi sekaligus juga mengantar anak-anak mereka ke sekolah lalu pulangnya sore jelang magrib dan kadang ada yang pulang malam.

Setelah pulang langsung berdiam masuk rumah masing-masing, kalaupun ada waktu libur bekerja mereka banyak habiskan untuk berlibur di tempat wisata dan tempat rekreasi lainnya, kalau tidak berlibur hanya berdiam saja di dalam rumah.

Antar tetangga sangat jarang bisa saling tegur sapa karena jarang bisa ketemu saling tatap muka karena saling berselisih waktu oleh hal kesibukan aktivitas masing-masing.

Silaturahmi hampir tidak ada, karena menurut pengakuannya, selama kawan saya tinggal di kawasan perumahan elit tersebut hanya pak RT saja yang pernah datang silaturahmi ke rumahnya begitu juga sebaliknya dia hanya pernah silaturahmi ke tempat pak RT untuk urusan administrasi dan berkunjung ke tetangga tertentu saja, itupun karena rekan kerja sekantor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun