Dan apa hasilnya, saya baru sadar, ketika saya bandingkan tulisan keren para kompasianer dengan tulisan saya, ternyata saya malu, tulisan saya memang jauh dari kata layak.
Jadi tambah malu lagi ketika saya mulai rajin menengok dan membaca tulisan para master-master headliners di kompasiana yang langganan jadi artikel utama.
Inilah yang akhirnya memotivasi saya, untuk mereformasi diri, bahwa saya harus berubah, saya harus memperbaiki mutu dan kualitas tulisan, saya harus banyak membaca dan rajin menengok tulisan para kompasianers yang lainnya.
Secara perlahan pula saya mulai merasa kecanduan menulis di kompasiana, sehari nggak nulis dan nggak tengok kompasiana seperti ada rasa sesuatu yang hilang dan ada sesuatu yang dirindukan.
Bersamaan itu pula mulai terbangun rasa penasaran saya, seiring mulai agak sedikit membaiknya tulisan saya yang sudah mulai langganan jadi artikel pilihan, saya mulai berpikir dan bertanya-tanya kenapa tulisan saya kok sulit sekali untuk jadi artikel utama.
Memang dalam prosesnya sudah ada tulisan saya yang pernah jadi artikel utama tapi itu mungkin karena saya beruntung, sehingga ketika saya melihat para kompasianer yang sering langganan artikel utama membuat saya semakin penasaran.
Kenapa tulisan saya kok sulit banget sih tayang jadi artikel utama, apa yang kurang dari tulisan saya ini, apa yang salah dari tulisan saya ini, hmmm,,,,
Ya, seiring waktu saya baca semua artikel utama para master headliners tersebut, saya penasaran apa yang menjadi parameternya dan kriterianya sehingga para master ini artikelnya selalu langganan jadi artikel utama.
Hmm,,, ternyata semua artikel yang tayang jadi artikel utama itu memang benar-benar sangat bermutu dan berkualitas semua dan sangat jauh bedanya dengan mutu dan kualitas artikel saya.
Akhirnya seiring rajinnya saya membaca artikel para master headliners ini, saya mulai mencatat di notes beberapa hal penting yang menjadi tambahan wawasan bagi saya seperti;