Balikpapan (17/5), Sampai artikel penulis ini dituangan yaitu tertanggal 17 Mei 2020, pandemi korona masih melanda Indonesia dan berbagai belahan dunia lainnya, bahkan vaksin yang diharapkan bisa segera ditemukan untuk mengatasi dan mengobati penyakit tersebut juga belum ditemukan.
Pandemi korona perlahan demi perlahan telah mengubah tatanan hidup umat manusia dan dunia, sehingga sampai kedepan dapat ditemukannya vaksin virus Sarscov-2 (Virus korona baru) yang menjadi biang keladi menglobalnya Covid-19 menjadi pandemi, maka umat manusia di dunia tidak hanya dihadapkan dengan realita untuk berperang melawan virus korona tapi juga harus dihadapkan realita untuk hidup berdamai dan berdampingan dengan virus korona.
Terkait hal inipun, akhirnya Presiden RI Ir. H. Joko Widodo (Jokowi), juga telah menyatakannya melalui rilis resminya bahwa Indonesia kedepan juga akan berdamai dan berdampingan hidup diantara pandemi korona ini.
Ya, inilah akhirnya yang mendasari munculnya istilah tatanan hidup baru ditengah pandemi atau "new normal" yaitu sebuah tatanan kehidupan baru yang harus dijalani umat manusia dengan berdampingan hidup diantara pandemi korona yang masih melanda dunia.
Memang disadari pandemi korona yang masih berlangsung ini merupakan ujian yang teramat berat bagi umat manusia, karena berbagai dampaknya yang maha dahsyat, menglobal dan menghancurkan berbagai sisi kehidupan dunia dan umat manusia.
Pandemi ini membuat derai airmata kesedihan menetes deras, karena telah banyak berjatuhan korban jiwa di berbagai belahan dunia, mulai dari yang terkonfirmasi positif korona hingga mencapai jutaan orang dan yang meninggal karena korona yang mencapai ratusan ribu orang.
Dan yang semakin menambah derasnya airmata kesedihan karena prihatin itu adalah, pandemi korona ini harus membuat aktivitas terbatasi dan terhenti.
Tempat-tempat ibadah kosong dan sepi dari jamaah, berbagai aktivitas tatap muka secara langsung dibatasi, kerumunan massa dilarang, aktivitas pekerjaaan dihentikan, tidak bisa saling bersentuhan antar orang, semuanya jadi sangat dibatasi, hingga berdampak juga pada ekonomi negara yang merosot tajam, terancam hancur dan peradaban terancam diambang punah.
Inilah fakta yang terjadi, satu sisi dalam rangka mengatasi pandemi korona ini, banyak aktivitas yang akhirnya harus dibatasi, bahkan harus dihentikan, sehingga menimbulkan juga dampak global diberbagai sendi-sendi vital yang menggerakan tatanan roda kehidupan suatu negara.
Tapi pada satu sisi lainnya ternyata di tengah terjadinya pandemi korona ini, ada yang bisa jadi pelajaran penting dan pengalaman buat kedepanya, sekaligus ada hikmah dan manfaat yang berharga bagi segenap umat manusia, ternyata bumi bisa beristirahat sejenak dari riuh ramainya berbagai aktivitas manusia, dari gemuruh aktivitas pabrik-pabrik, aktivitas kendaraan dan berbagai aktivitas yang lainnya.
Sehingga pada sisi ini, pandemi korona yang tengah melanda ini, ternyata dapat membuat bumi beristirahat dan bernafas dengan lega untuk sejenak, bumi jadi lebih bersih dari kontaminasi polusi udara, langit lebih membiru bening karena udara jadi lebih bersih, bahkan lapisan ozon kondisinya perlahan mulai membaik.
Ya, dua sisi yang menyadarkan saya secara pribadi dan tentunya memang perlu jadi renungan spritiual (rohani) bagi bersama untuk menjadi pemikiran yang mendalam dalam menjalani roda kehidupan dan juga bagi tatanan hidup baru untuk kedepannya.
Tentunya selama belum ditemukannya vaksin yang dapat mengatasi pandemi korona ini, virus korona akan tetap menjadi ancaman serius dan masih merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan memang satu-satunya cara yang paling ampuh untuk mengatasinya sementara ini adalah membatasi dan menghentikan gerak aktivitas manusia.
Akan tetapi roda kehidupan dan aktivitas tersebut juga harus tetap berjalan, karena bila terjadi secara terus-menerus, selalu terbatasi dan aktivitas itu terhenti, maka roda kehidupan ini bisa akan semakin hancur dan bahkan secara perlahan bisa akan memunahkan peradaban.
Sehingga agar peradaban ini tidak punah, maka tatanan hidup baru dalam rangka beradaptasi dan menormalisasi kehidupan dengan cara berdampingan hidup diantara pandemi korona ini memang menjadi strategi yang perlu di lakukan, namun bukan berarti hal ini sebagai kalah perang atau pasrah menyerah kalah terhadap pandemi korona.
Dalam hal ini, umat manusia masih tetap terus berperang melawan virus korona sampai tuntas, bahkan sampai ditemukannya vaksin korona tetap harus gigih berjuang, tapi dengan cara tetap melawannya dengan strategi bertahan hidup dengan menerapkan tatanan hidup baru tersebut.
Karena seperti diketahui di tengah perang melawan pandemi ini dalam perkembangan selanjutnya dan perjalanan waktunya, umat manusia sudah belajar, mengalami dan memahami apa-apa saja terkait virus korona ini, seperti tentang bagaimana karakter virusnya, bagaimana gejalanya, bagaimana cara penularannya hingga bagaimana cara mencegah penularannya dan bermacam protokol pencegahan maupun protokol kesehatan lainnya.
Inilah yang bisa diterapkan kedepan untuk diadaptasikan dalam tatanan hidup baru di tengah pandemi korona ini, tetap bergerak menormalisasi roda kehidupan agar peradaban tidak punah dengan berdampingan hidup diantara pandemi korona.
Ya, beradaptasi untuk membiasakan diri hidup diantara pandemi dengan tetap disiplin menjaga jarak, disiplin menggunakan masker, disiplin mencuci tangan, disiplin menaati imbauan pemerintah masing-masing, dan disiplin mentaati berbagai protokol lainnya yang berkaitan dengan pandemi korona ini.
Lalu apakah bisa Indonesia ini melakukannya, menormalisasi hidup di tengah pandemi, menjalani tatanan hidup baru "new normal" berdampingan hidup dengan pandemi korona (Covid-19)?
Memang akan terasat berat dan sangat aneh, serta butuh adaptasi karena belum terbiasa ketika nanti kedepan aktivitas keseharian dipenuhi orang-orang yang bermasker ataupun orang-orang yang saling berjauhan menjaga jarak ataupun menjadi saling curiga diantara sesama, apalagi bahaya dan risiko tertular virus korona itu masih nyata di depan mata.
Akan tetapi tatanan hidup baru berdampingan dengan pandemi korona ini memang perlu dicoba dan tentunya harus diiringi dengan optimisme secara bersama, agar roda kehidupan ini tetap berjalan kembali.
Meski irama roda kehidupan itu tak lagi sama seperti yang sebelumnya, karena masih dihantui risiko dan bahaya virus korona, namun bila tatanan kehidupan baru tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran dan kedisipilinan tinggi, keguyuban dan gotong royong bersama dari masing-masing individu manusianya sendiri tentunya akan ada sebuah harapan.
Karena jika dalam hal ini seluruh bangsa yang bernaung di dalamnya bisa kompak dan bersatu padu, maka tentu saja Indonesia akan bisa menerapkan tatanan hidup baru untuk menormalisasi kehidupan meski harus berdampingan hidup dengan pandemi korona.
Meskipun Indonesia juga harus dihadapkan dengan tantangan luasnya wilayah geografis dan bermacam karakter masyarakat dan kebhinekaan lainnya, namun sebagai bangsa yang besar, yang selalu menjunjung tinggi gotong royong bersama sebagai pemersatu bangsa yang bhineka ini, tentu bisa menjadi landasan dasar dan pondasi yang kuat untuk menerapkan tatanan hidup baru tersebut.
Optimis, gotong-royong, guyub, tepa salira, bersatu padu berjuang bersama adalah kuncinya untuk bangkit dan terus bertahan dari punahnya peradaban karena pandemi korona ini.
Semoga kedepan, vaksin virus korona yang diharapkan tersebut bisa segera ditemukan, sehingga umat manusia bisa tenang kembali, karena bahaya dan risiko pandemi korona ini bisa diatasi dan tak lagi dihantui pandemi.
Sekaligus juga dapat menyempurnakan kehidupan yang telah berjalan sebelumnya menjadi kehidupan dengan tatanan yang benar-benar baru menjadi kehidupan normal yang sejati, kehidupan yang telah belajar dari pengalaman pahit dari pandemi korona.
Inilah kiranya sedikit siraman rohani yang dapat saya bagikan, sekiranya bukan bermaksud mengajari tapi merupakan niat tulus ikhlas penulis untuk saling memberi manfaat dan saling berbagi, sekiranya artikel ini masih banyak kekurangan dan kekhilafan, penulis mohon agar kiranya dapat di maafkan.
#Siraman rohani ala kamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H