Ya, memang inilah realita yang terjadi, pandemi korona membuat semuanya terdampak, termasuk ibadah umat beragama, namun meski harus dihadapkan dengan kondisi pandemi korona perayaan hari raya Waisak, puasa ramadhan, dan secara umumnya seluruh ibadah umat beragama di Indonesia tak kehilangan esensinya dan tetap memiliki makna persakeberagaman dalam keberagamaan.
Justru di saat musibah seperti pandemi korona inilah, seluruh umat beragama dapat mempraktikkan toleransi itu secara nyata, tanpa adanya diskriminasi semua umat beragama saling mengerti dan memahami saling membantu dan gotong royong ditengah keberagaman dan keberagamaan.
Sebab keberagaman adalah merupakan ciri khas Indonesia yang bhineka, keberagaman yang juga terwujud pada keberagamaan umat yang pada hakekatnya adalah kekuatan yang menyatukan umat beragama dan bukan hal yang melemahkan dan mencerai beraikan umat beragama.
Keberagaman merupakan sebuah interpretasi demokrasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia guna membangun kebersamaan antar masyarakat yang merupakan cerminan semboyan Indonesia yaitu "Bhineka Tunggal Ika", berbeda-beda tapi tetap satu jua.
Sehingga keberagaman ras, suku, budaya, dan agama bukanlah suatu penghalang bagi masyarakat Indonesia untuk saling toleransi dan saling menghormati diantara sesama umat beragama.
Selamat Hari Trisuci Waisak 2564. Semoga semua makhluk tetap saling mengasihi antar sesama, semoga persaudaraan dan rasa gotong royong bersama ini, dapat membuat Indonesia mampu melewati ujian yang tengah dihadapi saat ini.
Semoga bermanfaat.
Sigit Eka Pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H