Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Soal Nasi Anjing, yang Tak Selazim Hot Dog dan Nasi Kucing

28 April 2020   03:42 Diperbarui: 28 April 2020   03:41 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar nasi kucing| Shuterstock

Dalam kaitannya dengan pemilihan kata, yang dimaksud kelayakan geografis adalah kesesuaian antara kata-kata yang dipilih untuk digunakan dan kelaziman penggunaan kata-kata tertentu pada suatu daerah.

Dengan demikian, ketika akan menggunakan suatu kata, pemakaian bahasa harus mempertimbangkan apakah kata-kata yang akan digunakan itu layak digunakan di daerah itu ataukah tidak. Hal itu disebabkan karena di suatu daerah biasanya ada kata-kata tertentu yang dianggap tabu

Inilah sebabnya mengapa bentuk dan pilihan kata merupakan aspek kebahasaan yang sangat penting dalam berkomunikasi, perlu memahami ketepatan penggunaan kata dan mampu memilih kata secara cermat.

Hal ini dalam rangka dapat menentukan kelaziman, keserasian dan kelayakan penggunaan kata sesuai dengan konteks pemakaiannya, baik yang berupa konteks kebahasaan maupun konteks nonkebahasaan.

Oleh karenanya soal nasi anjing ini, lebih baik tetap melihat sisi lazim dan tidaknya dalam menggunakannya di masyarakat agar tidak menimbulkan salah pengertian, salah paham dan salah persepsi.

Menyamakan konotasi nasi anjing dengan makna kias atau makna lain yang bukan makna sebenarnya adalah suatu kekeliruan, sebab konotasi itu tidak lain dari pada nilai rasa yang ada pada sebuah kata.

Jadi, janganlah membuat sesuatu itu menjadi spektakuler tapi justru dengan membuat hal-hal yang tak lazim atau belum lazim diterima dan berlaku di dalam kehidupan masyarakat.


Faktor kebahasaan dan sosial budaya sangat teramat perlu dipertimbangkan dalam pemilihan kata menjadi kelaziman, sehingga tidak berbuah menjadi sebuah kezaliman.


Oleh karenanya, penggunaan kata yang tidak/belum lazim hendaknya dihindari atau jikalau pun kata-kata itu akan digunakan, penggunaannya seyogianya juga harus disertai dengan keterangan penjelas.

Semoga bermanfaat.

Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun