Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mundurnya Belva Jadi Lampu Kuning bagi Stafsus Milenial Lainnya

21 April 2020   21:22 Diperbarui: 21 April 2020   21:32 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adamas Belva Devara / Gambar Via Instagram Belva

Terkait keterlibatan perusahaannya sebagai mitra kartu prakerja, penulis menduga, tentu bukan atas dasar inisiatif Belva sendiri saja bila ruang guru menjadi mitra kartu prakerja.

Karena bisa saja ada pemangku kepentingan lainnya ataupun pihak tertentu lainnya yang mendorong, hingga turut campur tangan atau bahkan memanfaatkan Belva untuk melibatkan perusahaannya tersebut agar mendapat keuntungan.

Karena polos dan masih minim pengalaman dan belum menguasai bagaimana aturan main birokrasi dan kerasnya intrik kepentingan dan kekuasaan di pemerintahan akhirnya justru Belva jadi terjebak dan seperti dimanfaatkan.

Disinilah sebenarnya Belva mesti pandai pandai memilah dan membaca agar tidak mudah terjebak dengan intrik maupun jebakan kepentingan tersebut.

Sehingga Belva memang harus memahami mana yang kira kira sarat dengan intrik kepentingan dan mana yang kepentingan publik.

Yah, sangat disayangkan sebenarnya, pemuda potensial seperti Belva harus mundur dari stafsus milenial, meski harus menjadi pengalaman pahit bagi Belva.

Tapi akan menjadi guru yang berharga buat Belva, agar kedepannya dia tidak mudah terjebak dalam intrik kepentingan bila bersinggungan dengan birokrasi pemerintahan.

Dan setidaknya Belva paham bagaimana kerasnya intrik kepentingan politik abadi itu termasuk juga godaan kekuasaan, karena demi kepentingan politik ataupun kepentingan pribadi, maka pemangku kepentingan akan menghalalkan segala cara agar tujuannya dapat tercapai.

Inilah juga yang harus jadi lampu kuning bagi stafsus milenial lainnya tentang bagaimana kerasnya jebakan intrik kepentingan dan godaan kekuasaan di pemerintahan ini, keputusan mundur Belva ini harus menjadi pembelajaran penting bagi stasus milenial lainnya.

Seperti Andi Taufan Garuda yang juga sempat hampir dimanfaatkan karena intrik kepentingan, mesti pandai pandai menyikapi terkait blunder yang pernah dibuatnya, untung saja tidak jadi dilanjutkan dan perusahaannya belum jadi mitra pemerintah.

Bisa dibayangkan kalau sempat sudah perusahaan Andi jadi mitra pemerintah, pasti akan lebih ramai lagi menuai polemik, bahkan lebih parah dari apa yang menimpa Belva dengan ruang gurunya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun