Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Bapak Berjuang di Antara Hidup dan Mati

16 April 2020   21:50 Diperbarui: 16 April 2020   22:03 2759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ke 12, kesadaran bapak sudah pulih sepenuhnya dan sudah dapat menggerakan tangan dan kaki, menyapa kami dengan senyum, dan bisa berkata meski masih terbata, ventilator sudah dilepas dan pada hari ke 13 bapak sudah bisa keluar dari ruang ICU dan pindah keruang perawatan rumah sakit.

Dan sampai kini meskipun paru-paru bapak hanya sebelah saja yang dapat berfungsi, bapak bisa berkumpul bersama keluarga dan para cucu-cucunya, bahkan andaikata pandemi korona ini tak melanda dunia, mungkin bapak sudah bisa pergi berhaji bareng keluarga ke Mekkah, Arab Saudi tahun 2020 ini.

Saya, bapak dan kahyang | Dokumen pribadi
Saya, bapak dan kahyang | Dokumen pribadi
Inilah sedikit pengalaman yang pernah penulis alami dan rasakan, betapa sebenarnya sangat sedih dan prihatin ketika harus berharap cemas, khawatir akan kondisi keluarga yang dirawat di ICU, apalagi bagi orang yang sakit dan sedang berjuang diantara hidup dan mati.

Dan kurang lebihnya pasti sama dengan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang tentunya berharap kesembuhan terkait wabah korona ini, dan yang jelas apapun jenis sakit itu, maka tidak ada satu orangpun didunia ini yang menginginkan sakit ataupun menginginkan sanak famili sakit.

Jadi, dari apa yang saya tuliskan ini, semoga bisa menjadi satu gambaran bersama, betapa berharganya menjadi sehat itu, betapa berat perjuangan orang yang sakit ketika harus dalam kondisi kritis berjuang antara hidup dan mati itu.

Betapa keluarga yang menunggui juga turut sedih dan prihatin sangat berharap kesembuhan. Begitu juga perjuangan para dokter maupun perawat yang turut berjibaku mencurahkan segenap jiwa raganya demi merawat dan kesembuhan orang yang sakit.

Inilah sedikit pengalaman nyata yang bisa penulis bagikan, mudah-mudahan ada yang bisa jadi manfaat bersama.

Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun