Namun sebenarnya tak hanya Andi saja yang pernah blunder dan menuai kritikan, stafsus lainnya seperti stafsus milenial Billy Mambrasar juga sempat blunder di medsosnya atas pernyataannya yang menuai kritikan karena dianggap tendensius dan memicu disparitas kelompok, dan akhirnya Billy telah memberi klarifikasi dan meminta maaf juga melalui medsosnya.
Blunder juga pernah dilakukan oleh stafsus milenial Angki Yudistia yang sempat ikut terbawa menyebarkan hoaks akibat postingannya terkait korona dimedsosnya, menyadari apa yang diposting tersebut hoaks Angki langsung menghapusnya dan memberi klarifikasi dan minta maaf juga di medsosnya.
Sayangnya komunikasi publik para staf milenial ini yang melakukan klarifikasi melalui medsos tersebut merupakan langkah yang agak kurang pas juga sebenarnya, sebab sudah terlanjur viral dan stafsus milenial tergolong juga sebagai pejabat publik.
Sehingga baik itu Mas Andi, Mas Billy dan Mbak Angki sebagai pejabat publik, mesti perlu juga memberi semacam klarifikasi ataupun permohonan maafnya secara resmi kepada publik seperti misal melalui konferensi pers atau cara lainnya yang intinya klarifikasinya dikategorikan resmi diakui secara publik.
Maka, kalau berlatar belakang dari ini semua, secara umumnya para staf khusus milenial ini memang butuh waktu dan butuh berproses dan banyak belajar, untuk dapat adaptif sebagai pejabat publik dan terjun dipemerintahan.
Kalau menurut penulis, hal ini sebenarnya masih bisa di maklumi, namanya juga masih muda dan sedang panas-panasnya, jadi mereka masih perlu proses adaptif dalam pemerintahan.
Bahkan, kalau bercermin pada para pejabat negara senior yang lainnya yang juga kerap melakukan blunder memberi pernyataan, maka secara umumnya memang perlu evaluasi yang lebih mendalam lagi terkait komunikasi publik pemerintah ini.
Jadi, kalau menyangkut tuntutan mundur kepada Mas Andi Taufan nampaknya agak terlalu menghakimi dan berlebihan juga sebenarnya, kalau Mas Andi dituntut mundur maka pejabat negara senior lainnya yang juga sering blunder dan belepotan komunikasi publiknya mestinya juga harus dituntut mundur.
Menurut penulis mereka adalah generasi yang sangat berpotensial untuk dapat berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya.
Yah, yang namanya manusia itu tidak sempurna, kekhilafan dan kesalahan pasti ada, begitu juga kaitannya dengan para stafsus milenial ini.
Kalau menurut penulis, harusnya mereka tetap didukung, terus dimotivasi, berikan kesempatan buat mereka untuk berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya.