Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menalar Jurus Pemerintah Atasi Defisit APBN yang Mencapai Rp 853 Triliun

10 April 2020   10:33 Diperbarui: 10 April 2020   10:35 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harga mahal yang memang harus ditanggung pemerintah, alih-alih bisa menutupi defisit pendapatan negara yang terbebani tombokan Rp. 307,2 Triliun, karena justru pemerintah harus nombok lagi untuk menambah pembiayaan belanja negara sebesar Rp. 545,7 Triliun.

Ternyata juga jurus stimulus yang akan digelontorkan jor-joran dalam rangka menghadapi pandemi justru semakin membuat defisit APBN pada pos pendapatan, karena semakin terbebani lagi hingga Rp. 852,9 Triliun.

Artinya dalam hal ini dengan semakin meningkatnya pagu pembiayaan belanja negara hingga Rp. 852,9 Triliun, maka pemerintah harus segera mencari cara demi menjaga stabilitas keuangan, ekonomi negara dan APBN, sehingga pemerintah langsung mengeluarkan jurus APBN Perubahan.

Sehingga APBN awal setelah APBN-P adalah sebagai berikut;
Target Pendapatan Rp. 2.613,8 Triliun.
Pagu Belanja Rp. 2.613,8 Triliun.

Maka dapat dilihat sebagai berikut;


Pendapatan negara sampai sekarang adalah Rp.1.760,9 Triliun, maka sesuai jurus APBN-P beban target pendapatan negara bertambah untuk menutupi tombokan Rp. 852,9 Triliun.

Maka pos pendapatan APBN yang semula hanya ditargetkan Rp. 2.233,2 triliun, semakin terbebani untuk mencapai target pendapatan yang semakin berat karena naik hingga Rp. 2.613,8 Triliun.

Belanja sampai saat ini Rp. 1.760,9 triliun. Sesuai APBN-P, pagu belanja negara rencananya akan dinaikan pembiayaannya sampai Rp.852,9 Triliun, termasuk didalamnya paket tambahan stimulus, baik itu pembiayaan utang dan non utang, hingga THR dan Gaji 13, sehingga total pagu Belanja APBN naik menjadi Rp. 2.613,8 Triliun.

Ternyata, paket stimulus sebesar Rp. 405,1 triliun yang digelontorkan tersebut, ujung-ujungnya juga tombokan yang turut jadi biang keladi makin defisitnya pendapatan.

Pemerintah tak kehabisan akal, segera pasang kuda-kuda, dan menyiapkan jurus baru untuk menstabilkan APBN dan menutupi tombokan yang jumlahnya hingga Rp 852,9 Triliun tersebut.

Jurus baru tersebut antara lain;
Penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tambahan senilai Rp.160,2 Triliun, sementara target yang direncanakan sebelumnya adalah Rp. 389,3 Triliun, artinya target pendapatan SBN terbebani lagi hingga Rp. 549,5 Triliun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun