Sudah capek-capek mikir hasilnya diluar ekspektasi, alhasil karena terasa kurang percaya diri, khawatir kurang pas dengan tulisan sendiri, sehingga tulisan artikel opini justru urung diterbitkan, bahkan sering ditolak penerbit atau sudah diunggah diblog ternyata ditolak pembaca karena hanya segelintir yang baca.
Tapi kini, semenjak penulis merubah dan mencari cara yang paling nyaman, ternyata penulis menemukan tiga cara seperti yang dijabarkan sebelumnya.
Seperti halnya beberapa artikel penulis di blog paling keren Se-Indonesia yaitu Kompasiana ini, yang sempat jadi artikel pilihan lalu ada juga yang tak lama kemudian dijadikan artikel utama, termasuk juga artikel penulis yang pernah tayang dan terbit di beberapa media cetak dan media online lainnya rata-rata berbuah dari artikel opini berdasarkan tulisan yang mengalir dengan sendirinya sesuai benak pikiran dan suara hati dari menggunakan tiga cara tersebut.
Lalu yang tak kalah penting adalah jangan pernah kecewa atau terbawa perasaan, apabila hasil tulisan ditolak media, baik online maupun cetak, atau tidak mendapat keterbacaan yang banyak dan menuai banyak kritikan saat diunggah di blog keroyokan seperti blog Kompasiana dan sejenisnya, termasuk yang diunggah di blog pribadi.
Karena justru pengalaman itu akan menjadi bekal yang berharga untuk selalu menjadi korektif, instrospekstif dan pemacu semangat dalam menulis artikel opini.
Ya, tentu pendapat penulis melalui artikel ini bukanlah sesuatu yang mutlak, karena masing-masing boleh memiliki cara dalam menuangkan pikiran dan suara hati melaui artikel opini, tapi semoga bisa jadi sedikit tambahan pengetahuan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H