Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyoal Fenomena Gunung Es "Pagebluk" Virus Corona di Indonesia

3 Maret 2020   23:53 Diperbarui: 3 Maret 2020   23:47 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar pendukung | Dokumen Jakartaglobe.id

Semenjak Pemerintah RI secara resmi mengumumkan bahwa Indonesia sudah terdampak wabah Corona atau Covid19 atau status bahwa Indonesia positif Corona pada Senin, 2 maret 2020, kepanikan langsung melanda masyarakat. Kekhawatiran masyarakat takut terjangkit ataupun terinfeksi virus Corona merebak ke seantero wilayah nusantara.

Ya memang, bila menyimak dan sesuai fakta yang ada, bagaimana kecepatan penyebarannya yang mengglobal dan keganasan virus Corona yang bisa menyebabkan kematian tersebut, maka sangatlah wajar bila masyarakat sangat khawatir.

Karena biar bagaimanapun juga bila dilihat secara realitanya, telah terjadi fenomena gunung es di berbagai belahan dunia, ketika tetiba virus Corona muncul dan mewabah tanpa diduga-duga dan ternyata telah menginfeksi banyak orang.

Maka bukan tidak mungkin atau bahkan bila dianalisis dengan melihat realita yang ada, fenomena gunung es tersebut, tetiba juga bisa ataupun telah melanda Indonesia, tetiba virus Corona semakin menjadi "Pagebluk" atau semakin mewabah dan meluas menjangkiti seantero nusantara.

Jadi, bagaimana mungkin masyarakat tidak panik bila pada kenyataannya yang terjadi memanglah seperti itu.
Tidak mungkin bila tidak ada seorangpun masyarakat yang khawatir dan ketakutan dengan situasi dan kondisi terkait ganasnya dan begitu cepatnya penyebaran virus Corona tersebut.

Himbauan pemerintah agar masyarakat tenang dan tidak panik tidaklah memberi pengaruh yang berarti, dari mana dasarnya masyarakat bisa tenang bila dihadapkan dengan kenyataan bagaimana begitu cepatnya lesatan penyebaran, penularan dan ganasnya wabah virus Corona memang benar begitu adanya, tentu saja masyarakat pasti panik dan tidak tenang.

Ditambah lagi, semenjak virus Corona ini telah mengepung- Indonesia, sudah terbentuk keragu-raguan dan sikap skeptis dalam Mindseat masyarakat terhadap pemerintah, sehingga munculah berbagai tudingan-tudingan bahwa pemerintah memberi kesan berbohong bahwa kasus Corona sebenarnya sudah ada di Indonesia tapi pemerintah justru menutup-nutupinya.

Andaikata, ada praktik dan tindakan nyata cegah tangkal yang menyentuh masyarakat secara langsung dan pemerintah dapat meyakinkan bahwa tindakan yang langsung menyentuh masyarakat tersebut berlaku efektif, mungkin Mindseat masyarakat bisa berbeda. Tapi yang terjadi masyarakat disuruh tenang tanpa ada tindakan serius pemerintah yang dapat meyakinkan masyarakat.

Memang, tindakan pemerintah dalam misi penyelamatan WNI di sejumlah tempat ataupun di negara yang terdampak positif virus Corona dan langsung mengkarantina dan mengobservasinya agar meyakinkan steril dari virus Corona dan dalam rangka cegah tangkal penyebaran virus Corona masuk ke Indonesia, sudahlah tepat dan benar.

Akan tetapi, yang jadi berbanding terbalik adalah, mengapa pintu-pintu keluar masuk ataupun transit orang, baik yang masuk kedalam maupun yang keluar negeri diberbagai wilayah di Indonesia masih belum diterapkan sistem cegah tangkal yang ketat, bahkan yang lebih ironi dan riskan telah membuktikan, ternyata pintu-pintu kunjungan wisata justru masih terbuka lebar.

Ditengah begitu cepatnya lesatan penyebaran virus Corona, pemerintah malah melakukan blunder memberi diskon 50 % untuk tiket penerbangan, loyal mengelontorkan milyaran pundi rupiah kepada para influencer dan begitu getol membuka pintu-pintu wisata di berbagai wilayah Indonesia.

Nah, bagaimana bisa begini ceritanya, jelaslah sudah sangat bertolak belakang, dimana negara lain sangat ketat memberlakukan cegah tangkal di pintu-pintu keluar masuk dan transit orang, tapi di Indonesia bisa dilihat sendiri realitanya, pemerintah lamban dan terlambat bertindak.

Seharusnya dengan sebaran virus Corona ini, pintu-pintu wisata ditutup untuk sementara waktu dan pintu-pintu keluar masuk dan transit orang di jaga seketat-ketatnya, sampai situasi dan kondisi telah memungkinkan untuk tidak diperketat dan dibuka kembali. Bukannya setelah kasus Corona ditemukan baru gopoh bertindak, sana sini baru pada ditutup, jelas saja sudah terlambat.

Lalu, masyarakat disuruh tetap tenang dengan situasi dan kondisi ini, bagaimana bisa ceritanya bisa tenang dan tidak panik kalau faktanya seperti itu adanya.

Namun nasi sudah menjadi bubur, semua sudah terlanjur dan waktu tidak bisa diputar kembali, oleh karenanya meskipun sudah agak terlambat, tindakan cegah tangkal tersebut haruslah tetap dilaksanakan oleh pemerintah.

Dan pemerintah mesti bertanggung jawab sepenuhnya, agar mencarikan cara dan solusi bagi masyarakat bagaimana bisa memberi keselamatan, keamanan dan menenangkan masyarakat dan membantu kesulitan masyarakat terkait perkembangan situasi dan kondisi yang terupdate terkait penyebaran virus Corona di Indonesia.

Sebagai perhatian kedepan, yang namanya penyebaran virus mematikan apalagi sudah sampai mengglobal, agar janganlah pernah dianggap remeh atau sebelah mata. Karena negara sangat bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan jiwa dan raga warganegaranya.

Semoga menjadi manfaat bersama.
Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun