Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjawab Fenomena Maraknya Kerajaan Fiktif

21 Januari 2020   23:28 Diperbarui: 21 Januari 2020   23:50 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu apa sebenarnya yang terjadi?

Nah, beberapa faktor faktor yang bisa menjadi penyebabnya menurut pemikiran penulis adalah sebagai berikut;

  • Masih tertanamnya primordialisme dalam masyarakat, hal ini berlaku karena kepercayaan masyarakat terhadap akar tradisi sejarah dan budaya masih sangat kental dan melekat tertanam dalam pola pemikiran masyarakat.

    Sehingga menyebabkan masih berlakunya, pemikiran, pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, sejarah, adat-istiadat, kebudayaan dan aliran kepercayaan maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya oleh masyarakat.

  • Masih terjadinya sinkritisme, yaitu tercampur aduknya kepercayaan masyarakat antara agama yang dianut dengan kepercayaan nenek moyang seperti animisme dinamisme, kejawen, mitos, mistis, klenik, karomah, efek pengaruh sisa sisa keturunan trah raja yang masih memiliki pamor dan lain lainnya yang sejenis.

    Sehingga menyebabkan krisis keyakinan dan kepercayaan beragama dalam diri masyarakat.

  • Krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan yang semakin luntur, hal ini terjadi karena akibat dampak dari perilaku kekuasaan para penyelenggara negara, pejabat negara, politisi dan penyelenggara negara lainnya yang dianggap terlalu mempraktikan, kebirokratan, paternalistik, feodal, aristokrasi, yang dilakukan oleh para penyelenggaraan negara.

    Sehingga masyarakat merasa sakit hati pada pemerintah dan negara, karena justru malah teredukasi dengan berbagai drama drama intrik dan konflik kekuasaan, intrik kepentingan, ketidak etisan perilaku politik seperti politik dinasti, politik nepotisme, politik dua kaki dan lain sebagainya yang sejenis.

Masyarakat semakin merasa tidak terima dengan realita hidupnya, sehingga masyarakat semakin merasa tertindas dan tertekan oleh pemerintah, karena harapan masa depan, hidup tenang, hidup sejahtera, memperbaiki taraf dan garis hidup, tidak seperti yang diharapkan.

Lalu, mengapa hal hal diatas bisa terjadi?

Secara umumnya, masyarakat dalam menghadapi berbagai permasalahan sangat dipengaruhi kepercayaan dalam tela'ah berpikir, baik itu secara rasional yaitu berpikir logis dan empiris dan juga masih ada berlaku sebaliknya yaitu berpikir irasional.

Lalu bila masuk dalam konsep terminologi sosiologi, juga dapat dikatakan bahwa konsep kepercayaan itu sangat dipengaruhi atas dasar percaya kepada beberapa kualitas, realitas atau atribut sesuatu atau seseorang, maupun kelompok ataupun tentang kebenaran suatu pernyataan.

Atau secara lebih meluas lagi kepercayaan itu merupakan suatu tindakan penerimaan terhadap suatu atau seseorang/kelompok, dalam hal ini orang yang memiliki kepercayan menganggap positif setiap apa yang dipercayainya.

Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju kearah kemajuan, namun dapat juga menuju ke arah kemunduran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun