Hobi memang dapat memuaskan batin dan dapat menambah ilmu maupun wawasan, tapi memang dari hobi yang dijalani tentunya ada saja konsekwensi yang harus dipenuhi dalam menyalurkan hobi tersebut.
Seperti sedikit pengalaman yang ingin saya bagikan ini, hobi yang saya tekuni sebelum dan hingga saya bekerja sebagai PNS di lingkungan Kementerian Pertahanan RI daerah Balikpapan.
Sejak lajang hingga sekarang berkeluarga saya hobi bermain musik, saya masih main musik dan menyanyi, hingga sekarang bersama teman teman di band meski usia sudah memasuki kepala empat, namun tidak menurunkan semangat dan peforma kami dan masih sering berkolaborasi main bareng, baik distudio band atau di panggung panggung hiburan rakyat.
Akan tetapi yang namanya demi hobi tetap saja semua itu rela dikorbankan, yang penting hobi tersalurkan sudah senang dan puas rasanya batin ini.
Pekerjaan utama saya sebagai PNS juga tidak pernah terganggu, bahkan malah sering didapuk main di kantor kalau pas ada even.
Tentu dari pengalaman yang sudah saya lalui hingga sekarang ini, ada esensi yang ingin saya sampaikan.
Hobi terkadang memang harus menuntut kita mengeluarkan biaya, namun karena hasrat untuk menyalurkan hobi itu datang dari kedalaman hati dan jiwa. Duit seberapun terkadang tidak kita perhitungkan.
Yang jelas pertimbangan keluarga dari istri, suami, dan orang tua tetap diperlukan, bila memang ada biaya yang harus kita keluarkan dalam rangka menyalurkan hobi. Apalagi bila biaya yang dibutuhkan tersebut tidak murah.
Kita tidak boleh terlalu egois dan idealis, hanya demi menyalurkan hobi yang kita miliki, seyogianya tetap mengutamakan skala prioritas yang mana didahulukan.
Tentunya pemenuhan kebutuhan beban biaya hidup sehari hari yang mesti diutamakan.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H