Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sekilas tentang Museum Hagia Sophia dan Budaya Aksida Ekmek di Turki

16 Desember 2019   03:42 Diperbarui: 16 Desember 2019   04:05 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilahnya yang dikenal adalah askda ekmek, berhubungan khusus dengan roti. Kebiasaan ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu dan berlaku turun temurun. Askda ekmek, yang berarti "roti di  gantungan" atau "roti yang ditangguhkan".

Dokumen Zul/Bbc.com
Dokumen Zul/Bbc.com
Saat membayar roti,  orang yang membeli roti akan memberi tahu orang yang mengambil uang atau penjual, bahwa salah satunya adalah untuk askda ekmek.

Kemudian roti dikantongkan dan digantung bersama-sama dengan yang lain, sehingga ketika ada orang yang datang sepanjang hari dan bertanya, "Askda ekmek var mi?" ("Apakah ada roti di kail?"), mereka dapat mengambil roti tersebut secara cuma cuma.

Profesor sejarah Febe Armanios, yang berfokus pada hubungan Kristen-Muslim di Timur Tengah dan sejarah makanan di Middlebury College di Vermont, AS, menjelaskan, bahwa askda ekmek adalah sebuah kebiasaan yang berakar pada zaman Ottoman dan terikat dengan konsep zakat, pilar iman Muslim yang berfokus pada berbagai tindakan amal".

Pemberian ekmek (roti) sangat penting di Turki karena menurut kebudayaan setempat, roti menopang kehidupan dan perlindungan hidup adalah suci.

Pemerintah Turki menaruh rasa hormat pada kebiasaan yang membudaya ini, hal ini diterapkan untuk melegitimasi aturan pemerintah dan mendapatkan kesetiaan dari penduduk.

Pemerintah Turki meyakini bahwa penduduk yang cukup makan akan patuh dan jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menentang pemerintah jika harga makanan pokok seperti roti, tetap terjaga.

Regulator pasar dari pemerintah, yang biasa disebut muhtasib Islami, akan mengatur penjualan roti untuk mengendalikan harga dan memastikan bahan pengisi yang digunakan sebagai pengganti tepung selalu menggunakan bahan yang berkualitas, bahkan hingga hari ini, harga roti tetap ditentukan oleh pemerintah.

Demikian sekilas hal hal menarik yang ada di Turki semoga sedikit ulasan ini dapat bermanfaat.

Dari berbagai sumber.

Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun