Maka seyogianya, pemerintah agar dapatnya secara bertahap dahulu untuk menjalankan program kerjanya, janganlah kiranya program kerja penyederhanaan eselon saja belum selesai tapi sudah menjalankan program robot AI.
Apakah nantinya tidak menimbulkan masalah dibelakang hari, kalau bersamaan langsung di kerjakan? Ini yang mesti dipikirkan dan dipertimbangkan.
Dari segi urgensinya untuk saat ini masih belum mendesak dilaksanakan, kecuali penyederhanaan eselon sudah benar benar tuntas tanpa ada masalah dan hasilnya sesuai harapan, barulah kiranya program robot AI boleh dijalankan.
Kemudian bila memang robot AI nantinya akan digunakan dalam birokrasi pemerintahan, sejatinya pemerintah juga perlu melihat berbagai sisinya.
Karena robot AI juga buatan manusia, tidak memiliki hati dan perasaan, dapat error dan rusak, dapat terkena virus ataupun diretas. Robot AI hanya berpatokan pada program canggih yang ada didalam sistemnya.
Sehingga perlu juga dipertimbangkan seberapa bisakah robot AI memiliki kemampuan menggantikan peran Eselon III dan Eselon IV, apakah sudah diuji kemampuannya, apakah memang kemampuannya sudah mumpuni dan menyamai atau setara dengan para eselon dalam bekerja.
Maka ini juga patut dipertimbangkan, tentang bagaimana resikonya kedepan, apalagi anggaran yang dibutuhkan dalam pengadaan robot AI tidaklah sedikit.
Jadi kesimpulannya, pemerintah atau Jokowi dalam hal ini diharapkan tidak terlalu terburu buru menggunakan robot AI, pemerintah agar dapatnya memprogress terlebih dahulu hingga tuntas program kerja penyederhanaan Eselon dalam rangka reformasi Birokrasi.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H