Saya merasakan sebuah spirit yang luar biasa semakin lirih dan bergetar suara saya, air mata turut mengalir dan menderas, saya merasa seperti ada distadion, saya seperti ada diantara pemain, merasakan spirit mereka dan seperti ada bersama ribuan pendukung Timnas Indonesia yang menonton distadion, saya merasa berdiri satu bersama dan berdoa atas nama Indonesia.
Itulah yang saya tau, bagaimana ternyata nasionalisme itu, adalah rasa dan spirit yang terbangun dari kedalaman ruh dan jiwa.
Lebih yakin lagi saya rasakan ketika nasionalisme itu begitu menjiwa, tatkala saya turut berdiri tegak didepan layar kaca ketika, turut menyaksikan pengalungan medali emas para atlet, dan kumandang lagu Indonesia raya mengiringi bendera merah putih perlahan naik di puncak juara.
Betapa rasa kebanggaan itu benar-benar saya miliki sebagai bangsa Indonesia, betapa saya bangga pada para atlit pejuang yang berjuang demi Indonesia dan demi berkibarnya sang merah putih di tangga juara.
Padahal saya hanya menyaksikannya didepan layar kaca, tapi rasa dan spirit itu seolah menyatu bersama diantara mereka.
Inilah sedikit pengalaman yang saya rasakan ketika berbicara tentang nasionalisme itu.
Nasionalisme itu ada, ketika rasa dan spirit itu benar-benar bisa terbangun dan bangkit dari dasar ruh dan jiwa.
Untuk menumbuhkan rasa ke-Indonesia-an yang sesungguhnya, spirit sakral yang bangkit karena bangga dan pengakuan bahwa Indonesia adalah sebagai identitas sejati diri dan sebagai tanah air kelahiran diri karena tumpah darahnya di Indonesia.
Dimanapun berada diujung, dunia sekalipun, ketika rasa dan spirit itu selalu ada, maka Indonesia akan selalu di jiwa dan raga.
Dan saya akan berkata pada Agnez Mo yang lupa pada identitas sejatinya sebagai Indonesia.
Bahwa saya orang Indonesia, darah ku tumpah di Indonesia, maka bangsaku adalah Indonesia.