Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ahok Sudah, Selanjutnya Susi, Jonan, dan Arcandra, Setujukah?

25 November 2019   15:00 Diperbarui: 25 November 2019   15:18 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasca resminya Ahok, menjadi Bos Pertamina, maka Menteri BUMN Erick Thohir diprediksikan bakal akan menunjuk figur-figur publik lainnya, yang akan mengisi posisi pejabat tertinggi di sejumlah BUMN.

Nama-nama seperti Susi Pudjiastuti, Ignasius Jonan dan Arcandra mulai mencuat dan ramai jadi pembicaraan publik, bahkan ketiga nama ini banyak mendapat dukungan publik.

Kehadiran ketiganya diharapkan dapat membongkar dugaan adanya sindikat oknum dan mafia-mafia yang bermain di dalam sejumlah BUMN yang disinyalir turut menjadi penyebab sejumlah BUMN tersebut dalam kondisi sekarat alias nyaris bangkrut.

Terkait pastinya ditempatkan di posisi BUMN yang mana, tapi yang jelas ketiga kandidat ini bakal membuat para oknum dan mafia yang bermain di BUMN semakin gerah bak cacing kepanasan.

Etos kerja, kinerja dan rekam jejak dari ketiga kandidat tersebut sudah tidak diragukan lagi, sudah banyak yang mengulasnya bagaimana yahudnya prestasi ketiganya.

Kalau masyarakat ditanya apakah kira kira setuju atau tidak bila ketiganya mengisi pos jabatan Bos BUMN, mungkin hampir sebagian besar banyak yang setuju, dan pasti yang tidak setuju dan menentang keras adalah para oknum dan mafia yang diduga bermain didalam BUMN.

Bila memang nantinya dipercaya oleh Erick Thohir maka ketiganya pasti bakal mengobrak-abrik berbagai hal ganjil yang diduga dimainkan oleh oknum dan mafia yang ada di BUMN tersebut.

Memang menjadi menarik, dan patut diikuti terus perkembangannya, ketika gebrakan yang dilakukan oleh Erick Thohir mulai dirasa menjadi ancaman oleh sejumlah  BUMN.

Bahkan kehadiran Ahok sebelum jadi Bos BUMN Pertamina menjadi pertentangan dan banyak dari kalangan dilingkungan Pertamina yang menolaknya.

Bahkan sampai duduk resmi jadi Bos Pertamina masih juga belum diterima sepenuhnya atau masih setengah hati diterima.

Berbagai alasan terlontar mempermasalahkan integritas dan kredibilitas Ahok, tapi tidak menyurutkan niat Erick untuk tetap bersikukuh mendapuk Ahok jadi Bos Pertamina.

Inilah yang jadi keheranan dan pertanyaan publik, mengapa sejumlah BUMN ini seperti kebakaran jenggot ketika ada figur-figur yang dinilai mampu membawa perubahan dan menyelematkan BUMN dari sekarat kok malah ditentang, ada apa?

Kedepan tinggal bagaimana Ahok memainkan perannya di Pertamina, meskipun masih tidak diterima oleh kalangan Pertamina.

Akan tetapi biar bagaimanapun Ahok harus tetap menjalankan mandat yang diterimanya dan bisa membuktikan kinerjanya serta patut dinanti capaian kerjanya, apakah berhasil atau tidak tinggal waktu yang membuktikan.

Begitu juga bila Erick Thohir tetap bersikukuh untuk menempatkan Susi Pudjiastuti, Ignatius Jonan, dan Arcandra di BUMN.

Meskipun kalangan BUMN banyak yang kontra menerimanya tapi bila kedepan keputusan sudah ditentukan maka apapun ceritanya harus tetap diterima.

Publik tinggal menanti perkembangan demi perkembangan seiring sejalan waktu, terlaksana atau tidaknya yang jelas harapan masyarakat adalah bagaimana bisa mendapat hasil dan manfaat yang terbaik dari apa yang dilakukan pemerintah melalui Menteri BUMN Erick Thohir.

Memang menyoal masalah sejumlah BUMN yang realitanya banyak yang sakit dan nyaris bangkrut jadi tanda tanya besar, kenapa kok bisa ini terjadi?

BUMN yang diharapkan dapat menyumbangkan laba atau pendapatan bagi negara justru malah menjadi beban negara karena mengalami defisit anggaran, dari tahun ke tahun terus mengalami kerugian, apa yang salah sebenarnya?

Sehingga melihat kondisi ini, sejatinya memang tidak bisa terus menerus dibiarkan, kebobrokan demi kebobrokan yang terus terjadi disejumlah BUMN harus diungkap, ditelusuri dan diusut tuntas dan harus terjawab kenapa kok bisa kondisinya sampai nyaris bangkrut?

Yang jelas kalau merunut dari kondisi sejumlah BUMN yang nyaris bangkrut tersebut, patut diduga bahwa ada yang salah dalam pengelolaannya, ada yang salah dalam sistem manajemennya, ada yang salah dari kinerja SDM didalamnya, ada yang tidak beres dalam pengelolaan keuangannya.

Oleh karena itu tumpuan harapan dan kepercayaan masyarakat ada di pundak para figur-figur yang dipercaya oleh negara untuk menyelematkan sejumlah BUMN tersebut.

Yang pasti publik sudah tak sabar melihat Ahok, Susi dan kawan-kawan beraksi, publik sudah tak sabar untuk mendapat kepastian apa dan bagaimana tindakan dan kinerja mereka dalam menyelematkan BUMN dari kebangkrutan.

Masyarakat hanya ingin ada jawaban yang selama ini jadi pertanyaan menyoal BUMN dan juga dapat memberi pengaruh yang berarti serta ada manfaat yang berarti dengan adanya sejumlah figur-figur publik di BUMN yang diharapkan dapat mengungkap penyakit apa yang menggerogoti sejumlah BUMN tersebut hingga nyaris kolaps.

Oleh karenanya agar dapatnya harapan masyarakat yang digantungkan pada pemerintah untuk menyelematkan BUMN dan membawa manfaat yang berarti bagi masyarakat dapat sesuai harapan yang diinginkan.

Semoga saja gebrakan dan langkah pemerintah untuk menyelamatkan sejumlah BUMN bukanlah hanya gertak sambal belaka, tapi benar-benar amanah dijalankan dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Itu saja.

Semoga kiranya tulisan singkat yang masih butuh saran dan tambahan referensi ini dapat bermanfaat.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun