Publik figur merupakan cerminan orang orang yang dapat dipercaya oleh masyarakat, orang orang yang menjadi pedoman suri tauladan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Publik figur berasal dari figur figur publik yang ditokohkan sesuai dengan strata dalam kehidupan masyarakat, seperti tokoh politik, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh negara, tokoh seniman, tokoh artis, tokoh ilmuwan dan tokoh figur publik lainnya.
Namun yang sangat memprihatinkan adalah saat ini di Indonesia, ternyata masih begitu minimnya didapatkan tokoh publik figur yang dapat menjadi panutan masyarakat diantara sekian banyaknya figur figur publik tersebut.
Para Publik figur sekarang terkesan malah memberikan pengayoman dan panutan yang kurang edukatif didalam kehidupan masyarakat.
Malah juga faktanya dilapangan orang orang yang sejatinya memiliki peran menjadi publik figur panutan bagi masyarakat justru banyak terjerat berbagai macam kasus pelanggaran pidana maupun perdata.
Kian maraknya kasus yang menjerat para publik figur seperti kasus korupsi, pelecehan sosial, ujaran kebencian, penyimpangan seksual, kumpul kebo dan sebagainya menjadi contoh dan citra buruk bagi masyarakat.
Di samping itu publik figur yang ada saat ini masih dibanjiri oleh figur figur publik yang bergerak dalam kancah politik, bisa dilihat saja di media media.
Berbagai Media seperti media elektronik tv, media cetak, dan media online sangat penuh sesak dengan figur figur elit politik yang berebut dan berlomba lomba eksis untuk mencapai popularitas.
Dan tentunya para figur publik dari kalangan elit politik ini hanya akan melulu bicara tentang kepentingan politik mereka masing masing sesuai dengan visi misi mereka sendiri.
Memang, pendidikan politik bagi masyarakat juga penting bagi perjalanan demokrasi bangsa, tapi tidak juga terus terusan masyarakat hanya di cekoki dan didoktrin tentang politik saja, masyarakat jangan hanya dijadikan obyek politik melulu.
Perlu diimbangi dengan edukasi edukasi lainnya, perlu publik figur lainnya yang meneduhkan masyarakat. Perlu sosok publik figur panutan yang agamis, kompromis, humanis, familiar maupun publik figur panutan lainnya.