Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyoal Fenomena Politik (Kepentingan Abadi) dan Kekuasaan

20 Oktober 2019   03:08 Diperbarui: 20 Oktober 2019   03:32 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Dokumen Pikiranrakyat.com

Dan membenarkan stigma bahwa dalam politik itu, tidak ada kawan sejati atau musuh abadi, tapi yang ada adalah kepentingan yang abadi dan menyebabkan politik di negeri ini, bak sinetron dan drama yang tiada ujung pangkalnya? Lalu sampai kapan ini akan berlangsung?

Jika ini terus terusan menjadi drama politik, maka yang terjadi adalah makin terciptanya iklim sinisme, skeptisme dan hilangnya kepercayaan rakyat pada arah politik Negara.

Dan ini akan berimbas pada mosi tidak percaya rakyat pada pemerintah, karena rakyat hanya dikorbankan sebagai obyek kepentingan politik praktis semata.

Bagaimana rakyat mau percaya pada pemerintah kalau elit politik yang sejatinya mendidik rakyat tentang politik dan demokrasi justru malah layaknya seperi para aktor aktor drama dan film memainkan kisah demi kisah telenovela.

Sejatinya politik itu adalah konsepsi tatanegara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang didasari oleh asas asas demokrasi. Dan konsepsi tersebut harus mengutamankan kepentingan negara dan rakyat.

Sesuai konsep dasar Episteme politik  konsensus dasar polities/politike/politica adalah bahwa mengenai pondasi utama politik merupakan pemerintahan dan warganegara

Sejatinya politik itu didorong untuk melahirkan negarawan dari warganegara yang terpilih untuk duduk didalam pemerintahan bukannya melahirkan elit politik, yang malah menjadi jurang pemisah antara rakyat dengan negara.

Ini karena Negarawan akan selalu etis dan konsisten dalam berpolitik serta selalu menunjukan kesetiaan dan eksitensinya pada visi dan misinya sedari awal, tidak mudah termakan bujuk rayu kepentingan politis kekuasaan, tidak mudah untuk kongsi dan loncat sana sini sembarangan.

Sangat berbeda dengan elit politik yang mengemban amanah politik dari sudut pandang bahwa politik adalah kekuasaan, dan bagaimana memperoleh dan melanggengkan kekuasaan itu dengan berbagai cara.

Entah sampai kapan suguhan drama drama politik dan stigma bahwa politik adalah kepentingan yang abadi mengenai berebut kekuasaan semata, terus berlangsung dinegeri ini

Entah kapan sejatinya politik di negeri ini merupakan perwujudan yang sesungguhnya episteme politik yang hakiki, Politik yang benar benar tatanan kenegeraan dan kebangsaan  sejati dan murni mengusung kepentingan rakyat sebagai warganegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun