Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika "Esek-esek" ABG Lebih Laku dari PSK

4 Agustus 2019   16:09 Diperbarui: 6 Agustus 2019   21:56 1714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Liputan6.com

Mengenai fakta tentang dunia kenikmatan sesaat atau jasa pelayanan seks komersial sejak zaman dahulu kala sampai dengan sekarang ini selalu saja menjadi polemik di belahan dunia manapun. Bahkan dengan semakin canggihnya kemajuan peradaban, saat ini untuk mendapat layanan kenikmatan sesaat itu semakin mudah: tinggal chat via WA atau Medsos, transaksi beres.

Memang kenyataannya saat ini beberapa tempat prostitusi di beberapa daerah banyak juga yang ditutup oleh pemerintah, namun konsekuensinya layanan jasa seks komersial terselubung tersebut semakin menjamur.

Ditambah lagi layanan esek-esek tersebut banyak menawarkan kalangan ABG usia belasan hingga usia 25 tahun ke atas.

Tidak dipungkiri layanan esek-esek ABG wanita ini sedikit-banyak menggerus praktik prositusi kovensional, alias yang masih berada di tempat lokalisasi ataupun hiburan malam.

Sebab, para penikmat jasa tersebut tak perlu repot datang ke lokalisasi atau tempat hiburan malam. Cukup pesan via chat atau medsos.

Dampak perkembangan dunia digital dalam bisnis esek-esek ini membuat para PSK konvensional semakin banyak kekurangan pelanggan, dan dengan sendirinya tutup karena kalah bersaing.

Di samping itu para lelaki hidung belang bisa lebih mendapatkan pelayanan yang lebih memuaskan asal punya duit banyak, mau dapat ABG yang bening sekalipun bisa didapat bahkan ABG perawan pun bisa diajak ngamar.

Ditambah lagi jasa prositusi konvensional yang menyediakan PSK dinilai sudah tidak bisa menyediakan PSK yang sesuai selera para hidung belang, dengan kata lain stoknya begitu-begitu saja.

Pada akhirnya mereka lebih memanfaatkan jasa seks terselubung esek-esek ABG yang lebih mudah dipanggil.

Fenomena ini terus berlangsung sampai saat ini dan sangat sulit sekali diberantas. Seperti sudah mendarah daging dalam sendi kehidupan sehari-hari.

Kemudian yang lebih gila lagi, perkembangan terakhir malah ada lagi penawaran jasa seks sesama jenis, gay dan lesbian.

Berkaitan dengan makin maraknya perilaku esek-esek ABG yang laris manis bak kacang goreng, ditambah lagi makin berkembangnya jasa perilaku seks layanan Gay dan Lesbian, membuat kekhawatiran pihak pemerintah dan, tentu saja, orangtua.

Bagi orangtua kekhawatiran itu tidak hanya anak gadisnya yang jadi perhatian lebih, namun anak lelakinya pun butuh perhatian juga.

Bagi pemerintah, hal ini semakin menambah daftar panjang pekerjaan. Berbagai upaya untuk berusaha semaksimal mungkin menanggulangi permasalahan tersebut.

Namun apa hendak dikata, fenomena perilaku mengkomersialkan diri dari para ABG dan remaja terus tumbuh berkembang seiring teknologi.

Fenomena gunung es yang berlaku menjadi problem yang agak sulit diatasi, istilahnya ketika diberantas satu malah kian tumbuh seribu.

Hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan layanan seks ABG ini kian pesat, bahkan hal ini pun sudah melanda kalangan artis seleberiti wanita tanah air yang ikut-ikutan mengkomersialkan diri.

Fakta-fakta mengejutkanpun terkuak dari beberapa kasus yang berhasil diungkap oleh pihak-pihak yang berwenang.

Ternyata para wanita ABG pelaku esek-esek ini banyak juga dari dari kalangan yang berada, bahkan bisa dibilang orangtua mereka sangat mampu atau kaya dan terpandang.

Inilah juga yang menjadi tanda tanya besar mengapa mereka yang berasal dari kalangan berada juga turut terlibat dan larut dalam perilaku mengkomersialisasi tubuh.

Memang dari permasalahan ini cukup rumit untuk mencari titik temunya dan atas dasar motivasi apa sebenarnya para ABG wanita ini melakukan perilaku tersebut.

Karena kalau dilihat dari sudut pandang lain ternyata ada faktor penyebab lainnya diluar faktor-faktor yang secara umum menjadi penyebabnya.

Tangkapan layar tayangan surat kabar Balikpapan Pos
Tangkapan layar tayangan surat kabar Balikpapan Pos
Biasanya beberapa faktor umum yang menjadi dasar motivasi terjadinya perilaku layanan seks esek-esek ABG wanita ini penyebabnya tidak jauh dari faktor lingkungan dan pergaulan yang salah, ingin coba coba dan ingin tau yang salah.

Faktor kurangnya perhatian orang tua dalam mengontrol anak-anaknya juga bisa menjadi penyebab. Kemudian yang lazim ditemui adalah faktor perekonomian keluarga.

Ada juga faktor korban keretakan rumah tanggah, alias anak broken home. Atau faktor karena terlanjur pernah diperkosa mantan pacarnya maupun berhubungan di luar nikah saat pacaran, 

Faktor perkembangan teknologi internet, gadget atau smartphone sehingga mengakibatkan maraknya peredaran situs-situs pornografi atau penggunaan medsos yang tidak terkontrol juga tak bisa dimunafikan.

Faktor sudah terlanjur ketagihan seks dan sudah enjoy dengan segala fasilitas yang didapat karena komersialisasi tubuh pun sulit dibantah.

Namun kalau dilihat ada fakta pelaku esek-esek ABG Wanita ada yang berasal dari orang yang berada kondisi perekonomiannya, bahkan dari sisi pergaulan juga bisa dibilang lingkungan sudah berada dilingkungan yang baik atau bahkan lepas dari kesemua faktor penyebab umum di atas, maka hal ini menjadi semakin mengherankan.

Lalu apa sebenarnya dasar motivasi mereka sebenarnya berbuat seperti itu?

Mencoba menguaknya tentu saja bukanlah menjadi tabu untuk dilakukan, maka berkait dengan ini, beberapa hal ini bisa menjadi penyebabnya,

Faktor do sexting for popularity sudah merupakan budaya dan gaya hidup. Perkembangan yang dewasa ini sangat mengkhawatirkan, perilaku menjadikan melakukan seks itu adalah budaya dan gaya hidup serta status sosial dan popularitas mereka.

Memang faktor kemajuan teknologi internet turut memfasilitasi perkembanganya dengan pesat, termasuk tekhnologi gadget.

Bahkan dengan penggunaan medsos hanya demi mendapat pengakuan status sosial dan popularitas semakin marak.

Dengan penuh suka cita dan senang hati mereka melakukan pamer tubuh dan menawarkannya di depan kamera gadget atau yang lebih parah lagi kalau sudah deal transaksi seks ada yang tak segan melakukan hubungan seks di depan kamera.

Perilaku do sexting for popularity ini tidak hanya dilakukan para kalangan ABG wanita saja, para ABG laki-laki pun turut memamerkan tubuhnya.

Apalagi ditambah dari mereka ada yang memang sudah pencinta sesama jenis baik gay atau lesbian.

Sehingga inilah yang menyebabkan perilaku do sexting for popularity makin menambah daftar penyimpangan perilaku seks kalangan ABG, dan berlaku di seluruh kalangan ABG saat ini.

Hal ini jugalah yang menyebabkan saat ini begitu mudahnya orang mendapat layanan jasa seks esek-esek ABG tersebut, di samping faktor utama di atas, mau yang wanita ataupun juga laki-laki tersedia dengan mudah, sehingga PSK yang memang menawarkan jasa prostisusi dilokalisasi meradang.

Alhasil agar demi keberlangsungan hidup mereka, akhirnya ada yang keluar dari lokalisasi dan tak segan dari mereka ada yang menawarkan diri sebagai kupu-kupu malam di pinggir-pinggir jalan.

Berkaitan dengan ini semakin membuat orangtua pusing tujuh keliling untuk mencegah anak-anaknya terjatuh dalam dunia esek-esek tersebut.

Meskipun berbagai tindakan pencegahan pengawasan dan berbagai tindakan antisipasi ketat berdasar faktor penyebab secara umum di atas juga telah dilakukan semaksimal mungkin guna dapat membentengi anak-anak mereka, tetap saja ada orangtua yang harus meradang karena menerima kenyataan anak-anaknya jatuh dalam perilaku esek-esek ABG.

Lalu harus bagaimana lagi untuk menjaga anak-anak mereka dari perilaku ini?

Yang pasti, tanggung jawab dan beban orangtua menjaga anak-anak mereka semakin berat.

Oleh karena itu berlatar dari ini, di tengah-tengah semakin melesatnya perkembangan peredaban yang tak tertahankan ini, maka bagi para orangtua jangan pernah putus asa, tetaplah terus kuatkan hati dan tekad, terus jaga dan selamatkan anak-anak Anda sebaik-baiknya dari ancaman perilaku ini.

Hanya berbagi.
Semoga bermanfaat.
Sigit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun