Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Utang Sih Boleh Asalkan Bisa Bayar

30 Juli 2019   12:05 Diperbarui: 30 Juli 2019   12:16 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Uangteman.com

Padahal sudah tau resiko berhutang namun tidak memperhitungkan secara matang, apa bisa bayar atau tidak, bahkan ada yang hutang belum lunas malah hutang lagi, dan hutang lagi.

Memang yang namanya kondisi perekonomian pribadi atau keluarga dihadapkan dengan berbagai kebutuhan hidup, kerap kali harus memutar otak untuk mengatasinya, sehingga jatuhlah kita pada hutang.

Kalau sudah terjerat hutang yang terus bertambah pastinya akan semakin membuat terpuruknya kondisi seseorang, inilah penyebab yang menjadi pemicu terjadinya kasus kasus kriminal dengan mengambil jalan pintas karena sudah kepepet, kasus kriminal seperti mencuri, mencopot gara gara banyak hutang sering juga terjadi.

Bahkan ada juga kasus seorang wanita karena terjerat tunggakan sampai sampai menjual tubuhnya untuk membayar hutang. Jadi sangat jelaslah sudah kalau seseorang sudah berani hutang mesti harus siap menerima resikonya dibelakang hari.

Boleh saja berhutang namun berpikirlah masak masak, yakinkan diri dan keluarga apakah sekiranya memang butuh hutang, kalau memang sekiranya sudah darurat dan perlu banget tentunya itu boleh saja, namun juga harus benar benar perhitungan dan memastikan bahwasanya setelah berhutang harus punya pos untuk membayar cicilannya.

Meski juga ada hutang untuk kehidupan masa depan misalnya seperti hutang untuk KPR, atau beli tanah, atau usaha namun tetap harus memperhitungkan dan mengukur kemampuan diri dan keluarga apakah sanggup untuk bayar cicilannya, sekiranya belum mampu, maka mesti bersabar jangan dipaksakan.

Oleh karena itu, yang paling utama dalam melakukan pinjaman atau hutang adalah, mengukur kemampuan diri dan keluarga, memperhitungkan besaran penghasilan dan mempertimbangkan skala prioritas serta kebutuhan yang benar benar penting dan darurat.

Lebih baik mencegah daripada sudah terlanjur hutang namun menyesal dibelakang hari. Dan yang lebih baik lagi dalam hidup adalah tidak usah ada hutang.

Budaya hidup tidak ada hutang itu menenangkan dan menyenangkan tak perlu pusing dikejar-kejar hutang. Rasanya nyaman banget tak terkira.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun