Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indonesia Darurat Budaya Gotong Royong

7 Juni 2019   13:14 Diperbarui: 7 Juni 2019   14:11 1803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budaya Gotong royong perlu dilestarikan | Dokpri



Budaya Gotong royong merupakan warisan dari nenek moyang bangsa Indonesia yang sejak dulu kala sudah menjadi bagian dalam kehidupan bermasyarakat.

Seperti misalnya disebuah desa, masyarakat melakukan gotong royong pembersihan lingkungan, saluran air atau got dalam rangka memperoleh lingkungan yang bersih sehat nyaman.

Gotong royong pembersihan lingkungan, atau saluran air ini, bermanfaat dalam pencegahan terhadap banjir, karena air yang menggenang karena tumpukan sampah, aliran air tidak lancar sehingga dapat menyebabkan banjir.

Dan didalam dan setelah pelaksanaan gotong royongpun terjalin erat suasana toleransi antar masyarakat yang pastinya heterogen baik suku maupun agama, dan setelah selesaipun manfaatnya bisa dirasakan bersama. Dengan gotong royong pekerjaan seberat apapun akan ringan bila dikerjakan secara bersama-sama dan hasilnya pun dapat di rasakan bersama.

Gotong royong membersihkan lingkungan sekitar | Dokpri
Gotong royong membersihkan lingkungan sekitar | Dokpri
Setelah gotong royongan lingkungan bersih jadi manfaat bersama | Dokpri
Setelah gotong royongan lingkungan bersih jadi manfaat bersama | Dokpri
Selain itu budaya gotong royong dalam kehidupan masyarakat juga sebagai ajang silaturahmi antar warga agar terjalin hubungan harmonis, kompak, akrab dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Budaya gotong royong juga merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan, dan banyak lagi manfaat lainnya yang dapat dilakukan dengan budaya gotong royong.

Meskipun didesa masih ada namun juga sudah tidak membudaya lagi, dan patut dicermati, saat ini suasana gotong royong sangat langka sekali ditemukan dikota, padahal kehidupan dikota dituntut untuk saling toleransi dan suasana kebersamaan. Kehidupan masyarakat kota yang lebih moderen seakan semakin melunturkan semangat gotong royong.

Gotong royong dikota sangat langka saat ini | Dokpri
Gotong royong dikota sangat langka saat ini | Dokpri
Perlu diingat saat sang Proklamator Bung Karno, Ketika diminta merumuskan dasar negara Indonesia dalam pidato di hadapan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

Bung Karno, menawarkan Pancasila yang berintikan lima asas. Namun Bapak Proklamator Republik Indonesia tersebut juga memberikan pandangan bahwa jika nilai-nilai Pancasila tersebut diperas ke dalam tiga sila, bahkan satu "sila" tunggal, maka yang menjadi intinya inti, core of the core, adalah gotong-royong.

Menurut Bung Karno: "Jika kuperas yang lima ini menjadi satu, maka dapatlah aku satu perkataan yang tulen, yaitu perkataan gotong royong.

"Gotong-royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho lopis kuntul baris buat kepentingan bersama ! Itulah Gotong Royong !"(Bung Karno)

Pekikan Yel-yel "holopis kuntul baris" adalah aba-aba nenek moyang kita di tanah Jawa, yang digunakan sebagai paduan suara untuk memberi semangat ketika mengerjakan tugas berat yang hanya bisa dikerjakan secara bergotong-royong, bersama-sama.

Yel-yel ini disorakkan ketika kita membutuhkan gerak yang seirama, agar tujuan kita satu semata, bagaikan barisan burung bangau yang sedang terbang berbaris di angkasa.

Yel yel lainnya juga banyak tercermin dari seluruh penjuru Indonesia, seperti barek sama dipikual, ringan sama dijinjiang, atau Gawi Manuntung Waja Sampai Kaputing, semua itu menandakan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

Gotong royong dikota saat ini sangat langka | Dokpri
Gotong royong dikota saat ini sangat langka | Dokpri
Betapa sebenarnya budaya gotong royong ini sangat berharga bagi persatuan dan kesatuan bangsa, seyogyanya semangat persatuan dan gotong-royong terus mengakar dan menyebar di seluruh Nusantara, sehingga apa yang dikatakan semboyan bangsa Bhineka Tunggal Ika terwujud secara sejati dan nyata dalam bangsa Indonesia ini.

Mari kita bersama kembali melestarikan budaya gotong royong ini dimana saja, di desa, kota, provinsi bahkan seluruh Indonesia, betapa tercerminnya dan terwujudnya kekokohan bangsa Indonesia yang kita cintai bersama ini.

Sigit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun