Dewasa ini seiring dengan perkembangan tekhnologi yang semakin pesat, ada beberapa masalah pada kesehatan mata anak, saat ini disinyalir telah banyak anak yang menggunakan kacamata sebagai alat bantu penglihatan. Permasalahan ini disebabkan karena beberapa hal yang tidak tepat dalam menggunakan mata.
Beberapa penyebabnya apa saja?
1. Pola hidup dan kebiasaan yang salah, seperti saat membaca dan menonton TV dengan jarak terlalu dekat atau karena lemahnya penerangan selama menonton dan membaca, dan bisa juga karena posisi saat membaca.
2. Seiring perkembangan teknologi dengan munculnya gawai, laptop, komputer, meliputi didalamnya ada aplikasi  game, video dan aplikasi lainnya, membuat anak lebih betah berlama-lama dan berjam-jam menatap layar perangkat tersebut.
3. Radiasi dan medan gaya akibat radikal bebas yang terdiri atas senyawa-senyawa yang mampu menembus jaringan terdalam mata dan merusak seperti debu, bakteri dan lain-lain sehingga menimbulkan ketegangan pada mata akibat perangkat digital (digital eye strain) dari penggunaan perangkat gawai, laptop dan komputer.
Dampaknya ketika anak sudah berkacamata maka akan berpengaruh dengan pola pergaulan dan lingkungan sekitar, mengapa?
1. Mata jadi menderita minus atau miopi/rabun jauh ketika kornea terlalu melengkung sehingga cahaya masuk membuat sistem kerja mata tidak dapat fokus dengan tepat jarak ke obyek menjadi tampak buram. Dan yang lebih parah bisa sampai terjadi disfungsi pada otak.
2. Anak jadi minder, karena menurut mereka ada rasa malu dan beban saat berinteraksi dengan teman disekolah ataupun dilingkungan sekitar.
3. Bullying, ini juga bisa terjadi dan sering kita alami baik dari teman anak kita ataupun tetangga, sahabat saudara dan kerabat kita sering berkata,"kok masih kecil sudah pakai kacamata." Sehingga semakin mempengaruhi mental anak.
Solusi ketika anak sudah mengeluh tentang kondisi matanya?
Berkonsultasi ke dokter tentang kondisi mata anak termasuk kir mata untuk mengetahui sejauh mana kondisi mata anak dan bilapun harus berkacamata pilihkan kacamata yang tepat untuk anak. Dan disarankan juga untuk memakai kacamata hingga dewasa, sehingga tidak menimbulkan ampbilopia yaitu penurunan drastis pada penglihatan.
Ketika anak sudah berkacamata maka kacamata harus selalu dibersihkan dengan teratur dan selalu menjaga kebersihan mata anak dengan cara menggunakan obat tetes mata khusus secara teratur tapi jika memang dianjurkan dokter.
Biarkan mata anak beristirahat dalam sehari terapkan pola pada anak agar pegang ponsel pada jarak 10 cm dari mata, cegah anak agar jangan membaca atau menggunakan ponsel dan laptop di tempat yang gelap karena mata harus lebih menyesuaikan diri.
Beri asupan makanan yang kaya Vitamin A ke dalam pola makanan sehari-hari, seperti wortel, tomat, labu cina, papaya, paprika, selada, Konsumsi lebih banyak Omega-3 dan lain-lain.
Melatih anak agar terbiasa memakai kaca mata sesuai anjuran dokter dan berikan pengertian agar mental anak kuat sehingga tidak minder, ajak anak memandang kehijauan pohon dari kejauhan saat berisirahat tak berkacamata
Ajari anak menjaga keamanan mata serta kacamatanya, misal saat berolah-raga, tidur, amannya melepas membiasakan anak untuk membersihkan kacamatanya tiap hari, mencucinya dengan sabun cair peluruh lemak, segera melap dengan tisu saat kaca mata basah agar dapat menjaga keawetan lensa maupun memelihara agar pandangan mata tak terganggu oleh lensa yang buram. Dan periksakan mata anak secara berkala ke dokter mata atau ahli opsiometris.
Tentu mencegah jangan sampai berkacamata jauh lebih baik. Mengapa?
Karena ketika kesehatan mata anak sudah menurun mata akan sukar dipulihkan. Namun bila diupayakan mencegahnya, dengan cara tepat dalam pola penggunaan mata adalah yang terbaik.
Penglihatan terbaik  normal mata adalah dari 9/10 sampai 10/10. Jika penglihatan mata sudah kurang dari angka tersebut, berarti mata sudah bermasalah.
Biasakan membaca dengan posisi duduk tegak. Bahan bacaan diletakkan pada meja dengan sandaran, sehingga posisi bacaan berada di kemiringan sekitar 30 derajat.
Jarak baca yang ideal minimal adalah sepenggaris atau sekitar 30 Cm, dengan pencahayaan sekitar 60 watt, dengan sumber penerangan datang dari arah belakang dan disarankan lebih memilih lampu pijar ketimbang lampu neon karena getaran cahaya neon sewaktu membaca juga kurang baik buat kesehatan mata.
Penerangan yang memadai dari arah belakang, menjadikan jarak baca terjaga konstan sepenggaris jauhnya. Tidak terlalu dekat, tidak juga menjadi lebih jauh, membaca di luar cara itu, jarak baca menjadi tidak ideal, dan selalu berubah-ubah, selain kuat penerangan, dan arah terang belum tentu sesuai dengan kebutuhan mata.
Tulisan berdasar referensi dari berbagai sumber
Â
Untuk kesehatan mata anak, Mari selamatkan mata anak kita, karena mata adalah jendela dunia.
Artikel lain tentang efek gawai pada anak: Gadget pada Pola Komunikasi Anak
Salam.
Sigit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H