Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Janda Tua dengan Anak Skizofrenia

9 Maret 2019   13:35 Diperbarui: 29 Maret 2019   07:47 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi ketika hilang nafsu makanmu, gelisah bayangi diamu, ganjil tiba sikapmu, khayal sudah ucapmu, resah tampak tidurmu, itulah saat ibumu ini merisaukanmu, kasih hati nuraniku, membuncahkan tetes-tetes air mataku.

Ibu sayang padamu nak, walaupun apapun keadaanmu, kau mungkin tak bisa gantikan peran mendiang ayahmu, secara lahirmu sesungguhnya kau beban hidupku, tapi nanti hakikimu siapalah yang tau, tapi ibu rela nak, justru bersyukur karena semakin dekatku pada-NYA.

Anakku lihat ibu nak, walau dengan otot dan tulang menua, ibu semangat nak bekerja mengais sisa sisa rezeki walaupun keringat yang kering kuperas lagi, ini demi kau nak, lihat nak, kedekatanku pada-NYA, ibu terus bersujud memuji, melepas beban beban ini, munajat pada Ilahi untuk kehidupan kita dan harap sembuhmu.

***

Masya Allah, sebuah alunan hidup yang membuat saya terhenyak dan tersentak dalam diam, kehadiran janda tua itu dilintas hidupku, menyadarkanku seolah mencubit hatiku dan mengejeku, tiada terbandingkan deritanya dengan segala rezeki yang sudah dicurahkan padaku.

Ibu janda tua itu mungkin dimata manusia, rendah tak dihiraukan, tak ada harta dan kuasa, serta berbagai atribut keduniawian, tapi disisi Ilahi begitu dimulyakan.

Wahai ibu janda tua dan anakmu yang skizofrenia, sabar ya bu, semoga ibu diberi kekuatan, Insya Allah ibu akan mendapatkan kebahagian kekal, ibu tidak memiliki apa yang dimiliki kebanyakan orang, namun ibu memiliki apa yang tidak dimiliki kebanyakan orang.

Kuselipkan uang seratus ribuan untuknya bukan untuk ada apa apanya, tapi bentuk hadir imanku karnanya, yang tersadar karena hadirnya, yang hadir layaknya reinkarnasi para wali.

***

Salam 51

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun