Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Punahnya Sandiwara Radio "The Theatre of Mind"

28 Februari 2019   18:00 Diperbarui: 28 Februari 2019   18:19 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ciaat ciaat huup,, awas kakang brama,,, tumenggung bayan sangat licik hati hati kakaaaang,,,

Tenang mantili aku sudah siaga,,, hei bayan kau terimalah ajian serat jiwa ku ini,,, huuuuup hiyyyaaaaa,,, 

Masihkah anda ingat cuplikan dialog di atas?

Ya, itu adalah cuplikan sandiwara radio Saur Sepuh Satria Madangkara, betapa dulunya serial ini sangat dinanti nanti, kini hiburan yang sangat digandrungi di era 80 s.d. 90-an itu punah dan sulit untuk kembali lagi pada masa kejayaannya. 

Sebenarnya sandiwara radio itu adalah Theatre of Mind, hanya dengan visualisasi efek suara dan para pengisi suara, orang orang dapat membentuk sosok dan karakter pemainya dengan imaginya, menggambarkan suasana pertarungan sesuai intuisi, menggambarkan romansa kisah cinta dengan hati, kita seolah olah ikut berada didalam cerita.

Ngalam.co
Ngalam.co
Saya ingat betul, dulu saya berkumpul bersama keluarga ataupun teman menunggu acara ini dimulai bahkan sudah stay setengah jam sebelumnya, episode yang berjalan tak ingin beranjak dan ketinggalan cerita, tetap pada posisi mendengar dan menatap radio dengan intuisi masing masing.

Mediajateng.net
Mediajateng.net
Mengapa sandiwara radio bisa punah?

Kitabisa.com
Kitabisa.com
Di sinilah mirisnya, dengan diiringi modernisasi dan perkembangan teknologi, serta munculnya media TV ataupun film dengan audio visual, sehingga sosok tokoh atau suasana bisa ditayangkan secara detail, ditambah lagi dengan bertumbangannya radio-radio siaran semakin membuat sandiwara radio terpuruk. Sejujurnya saya sangat merindukan kembali sandiwara radio bangkit.

Kini Sandiwara radio sudah tinggal kenangan.

Good bye, Mak Lampir, ehehehehehe

the theatre of mind 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun