Ciaat ciaat huup,, awas kakang brama,,, tumenggung bayan sangat licik hati hati kakaaaang,,,
Tenang mantili aku sudah siaga,,, hei bayan kau terimalah ajian serat jiwa ku ini,,, huuuuup hiyyyaaaaa,,,Â
Masihkah anda ingat cuplikan dialog di atas?
Ya, itu adalah cuplikan sandiwara radio Saur Sepuh Satria Madangkara, betapa dulunya serial ini sangat dinanti nanti, kini hiburan yang sangat digandrungi di era 80 s.d. 90-an itu punah dan sulit untuk kembali lagi pada masa kejayaannya.Â
Sebenarnya sandiwara radio itu adalah Theatre of Mind, hanya dengan visualisasi efek suara dan para pengisi suara, orang orang dapat membentuk sosok dan karakter pemainya dengan imaginya, menggambarkan suasana pertarungan sesuai intuisi, menggambarkan romansa kisah cinta dengan hati, kita seolah olah ikut berada didalam cerita.
Kini Sandiwara radio sudah tinggal kenangan.
Good bye, Mak Lampir, ehehehehehe
the theatre of mindÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H