Dan akhirnya ia berhasil. Jerman menjadi juara Dunia kali keempat dengan catatan manis. Kegigihannya berjuang dan merawat harapan membawanya pada pada yang ia idam-idamkan.
Apakah ia sudah puas? Belum, saudara. Ia tidak lupa dengan harapannya di Piala Eropa. Kegagalan di dua Piala Eropa sebelumnya hanyalah sesuatu yang membuat rasa penasarannya semakin memenuhi ubun-ubunnya. Meskipun ia gagal di dua Piala Eropa sebelumnya, hasrat juara tetap dimilikinya.
Daftar motivasi Loew di Euro 2016 makin berderet bukan hanya karena ia gagal di dua edisi sebelumnya, tapi kini bertambah dengan hasrat yang jika dijabarkan dengan kata-kata kira-kira berbunyi, ‘menyandingkan gelar juara dunia dan gelar juara Eropa’. Ini adalah kesempurnaan jika Loew benar-benar bisa mengantarkan Jerman menguasai tanah Eropa tahun ini, setelah ‘menguasai dunia’ dua tahun lalu.
Jerman, waktu masih bernama Jerman Barat pernah mengawinkan gelar Piala Eropa 1972 dan Piala Dunia 1974. Tapi itu sudah puluhan tahun lalu dan itu tak melibatkan Loew dalam bentuk apa pun.
Menurut saya, peluang Loew untuk itu sangat besar mengingat Jerman masih diperkuat sebagian besar penggawa mereka yang sukses di Brasil yang tentu saja masih sama kental dengannya dalam motivasi.
Jika Spanyol bisa, mengapa Jerman tidak.
Kita tunggu saja, apakah Inggris akan sama sempurna seperti dalam kualifikasi, atau kembali melempem seperti yang sudah-sudah. Atau, Spanyol bisa mempertahankan gelarnya sehingga menjadi rekor tiga gelar beruntun, atau luluh lantak lagi. Atau, Joachim Loew mencatatkan kesempurnaan untuk Jerman, atau... malah tim lain yang berjaya.
Piala Eropa terlalu menarik untuk tidak ditunggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H