Mohon tunggu...
Mugie Pamungkas
Mugie Pamungkas Mohon Tunggu... Copy Writer -

Karyawan swasta yang penikmat kopi, pecandu ketinggian, penggila Juventus, pecinta novel, pemuja kaum hawa, penikmat puisi beserta sastra, penulis, penyajak, penyair, jurnalist dan juga chef... "Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang "

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Lebaran, Akhir Manis Sebuah Perjuangan

14 Juli 2015   13:22 Diperbarui: 14 Juli 2015   13:32 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Selamat Idul Fitri Bagi Teman Kompasiana Yang Merayakan

Tidak terasa beberapa saat lagi takbir kemenangan bagi teman-teman saya yang muslim akan segera berkumandang. Bagi saya yang non muslim, perjuangan mereka dalam berpuasa patut diapresiasi setinggi mungkin. Bagaimana tidak, mereka tidak hanya menahan godaan lapar dan haus saja, melainkan godaan menahan emosi, pikiran jahat dan cabul yang juga mereka taklukan dalam sebulan terakhir ini. Seluruh umat muslin dunia dan masyarakat Indonesia dari sabang sampai merauke tak henti-hentinya mengumandangkan alunan suara takbir. Para kerabat saya yang muslim, pada malam hari raya tiba melakukan takbiran keliling yang sudah menjadi budaya mereka. Belum lagi keceriaan anak-anak sekolah, yang raut wajah mereka yang ceria yang merayakan lebaran sebagai moment liburan panjang dan ketidak sabaran mereka dalam menunggu berkah saat Idul Fitri, yang dikenal sebagai istilah salam tempel. Hehehe… :D Orang-orang dewasa yang mengumandangkan takbir, menunjukan manifestasi kebahagiaan setelah berhasil menjalankan ibadah puasa, yang menunjukan rasa ucapan syukur mereka kepada Tuhannya karena masih diberi kesempatan untuk berpuasa sekaligus saling memaafkan satu sama lain dengan keluarga tercinta mereka. Adapun saat Idul Fitri saat ini bagi saya yang non muslim adalah hal yang saya nantikan tiap tahunnya dan beberapa makna yang mendalam, diantaranya adalah:

1. Lebaran Sebagai Sarana Liburan Keluarga yang panjang Indonesia yang mayoritas agamanya beragama muslim, menyebabkan cuti bersama menjadi panjang, contohnya ditempat saya bekerja, libur lebaran bisa mencapai sepuluh hari paling lama. Hal ini bagi umat muslim maupun non muslim merupakan hal yang lumrah paling dinantikan saat momen lebaran. Dengan panjangnya masa liburan yang panjang, banyak digunakan sebaik mungkin bagi masyarakat yang muslim maupun non muslim, karena ada beberapa profesi yang belum mendapatkan panjangnya liburan lebaran. Bagi yang muslim, tentu saja menjadi momen bertemu keluarga besar mereka di luar kota, yang dikenal dengan istilah mudik ke kampung halaman. Bertemu dengan sanak saudara, saling memaafkan satu sama lain, menjaga hubungan baik dengan orang-orang terkasih dan menjenguk sekaligus bersyukur karena masih diberi kesempatan Tuhan Maha Esa karena masih berlebaran dengan orangtua yang membesarkan mereka dengan kasih sayang. Bagi yang non muslim, tentu saja menjadi hal yang paling ditunggu untuk berlibur ditemopat wisata yang paling disukai. Sejenak tiliklah agen perjalanan wisata, semua tiket perjalanan dan lokasi penginapan penuh terisi. Kalupun masih ada harganya melonjak berlipat kali ganda. Umat non muslim yang telah memesan tiket perjalanan di agen wisata memperjanjang masa libur mereka dengan mengajukan cuti libur sekaligus momen meliburkan para asisten rumah tangga mereka yang sejenak hijrah ke asal daerahnya.

2. Lebaran, Saat THR Cair Itulah Momen Kebahagiaan

Realita yang terjadi, THR tidak hanya ditunggu oleh teman-teman saya yang muslim, namun bagi yang non muslim pun hal ini sangat ditunggu. Sebagian perusahaan memiliki ketentuan berbeda-beda dalam kebijakan cairnya THR. Ada yang dipukul rata semua THR cair sebelum lebaran tanpa memandang muslim atau non muslim. Ada pula yang sesuai dengan kepercayaan masing-masing THR cair. Bagi yang muslim maupun non muslim inilah berkah lain saat lebaran. Dengan adanya THR yang satu bulan gaji, mereka gunakan untuk berbagi kepada sanak saudara dengan mengadakan salam tempel bagi keluarga bahkan orang diluar sana yang belum beruntung. Tapi bagi yang non muslim, biasanya digunakan untuk beli pakaian baru, berlibur bahkan ditabung untuk investasi masa depan, contohnya saya, hehhee…. :P

3. Lebaran, belajar saling toleransi agar tercipta hidup yang harmoni

Agama muslim adalah agama tersebar di Indonesia bahkan dunia. Dalam pergaulan saya pun lebih banyak yang beragama muslim. Hal inilah justru memacu saya dengan teman yang non muslim untuk belajar menghargai perbedaan. Dengan adanya lebaran, kami belajar membiasakan diri untuk mengucapkan “selamat idul fitri mohon maaf lahir batin”. Walaupun teman saya jauh ribuan kilometer pun, saya bisa mengucapkan “selamat idul fitri mohon maaf lahir batin” berkat kemajuan teknologi yang maju pesat sampai saat ini seperti BBM, Whatsupp, Facebook, dan lain-lain. Dengan adanya berbagai media sosial yang ada, saya bisa menghargai hari raya besar mereka yang kadang dalam ucapan SELAMAT IDUL FITRI tersebut, bisa diselipkan gambar-gambar yang sesuai temanya. Mengunjungi para tetangga bahkan saudara saya yang muslim pun, hal yang sudah menjadi agenda tahunan yang mesti dilakoni. Saling berjabat tangan, makan bersama adalah upaya menjaga hubungan kepada mereka sekaligus bukti nyata bahwa perbedaan agama adalah hal indah. Sama seperti pembangunan masjid istiqlal dan gereja Kathedral yang berdampingan satu sama lain. Saat lebaran, umat katolik Katedral mempersilakan ruang parkirnya digunakan untuk digunakan saudara mereka yang beragama muslim, walaupun lebaran tersebut jatuh pada hari minggu sekalipun, umat gereja Katedral pun dengan tangan terbuka mengatur jadwal ibadahnya. Teman saya yang muslim pun pada saat kami misa natal, mereka dengan sukarela menjaga keamanan gereja agar menghindari ancaman bom dan terror lainnya.

4. Lebaran, Hidangan Khas Tersajikan Saatnya Penggemukan Badan

Salah satu poin sukacita saya saat saudara saya merayakan hari kemenangannya. Seletelah sebulan penuh menahan lapar dan dahaga, tepat di hari yang Fitri tersebut mereka makan sajian khas lebaran. Biasanya makanan khas saat lebaran adalah ketupat, opor ayam, rendang, sambal goreng ati ayam, makanan kecil seperi nastar, kue putrid salju, lidah kucing dan makanan lezat lainnya. Walaupun harga kebutuhan pokok melonjak seperti beras, cabe, telur dan daging melonjak sekalipun tidak membuat hegemoni kemenangan berpuasa mereka menurun begitu saja. Hal ini pun menjadi kesenangan saya saat berlebaran. Biasanya para tetangga mengirimkan makanan khas lebaran mereka ke rumah saya. Saya pun tidak bisa menolak karena rejeki mana bisa ditolak, hahahaa… Belum lagi kunjungan saya ke rumah saudara-saudara lain yang beragama muslim, pasti makananan khas tersebut saya santap dirumahnya juga. Bagaimana tidak gemuk kalau di dalam maupun diluar rumah, saya makan lemak dan santan-santan? :P

5. Lebaran, Momen Lahirnya Manusia baru

Lebaran atau Idul Fitri juga bisa diartikan sebagai puncak atau klimaks dari pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Lebaran sendiri memiliki keterkaitan makna dengan tujuan akhir yang ingin diraih dari pelaksanaan kewajiban berpuasa. Idul Fitri secara bahasa atau etimologi bisa berarti Hari Raya Kesucian atau bisa juga diartikan sebagai Hari Kemenangan umat Islam. Kemenangan disini adalah bentuk dari kemenangan dalam menggapai kesucian atau perwujudan dari kembali kepada yang fitrah (fitri). Dari penjabaran tersebut berarti kata Idul Fitri atau kembali kepada fitrah merupakan pengertian yang sangat relevan atau berhubungan dengan makna sebenarnya dari keberhasilan yang diperoleh setelah berakhirnya pelaksanaan ibadah puasa. Beberapa sumber juga menganalogikan Idul Fitri atau Lebaran sebagai jalan menuju kepada keadaan fitrah manusia layaknya seperti seorang bayi yang baru dilahirkan, bersih dan tanpa dosa. Hal inilah yang saya kagumi dengan teman-teman saya yang muslim. Sebulan penuh mereka menahan dahaga, lapar dan pikiran jahat mereka. Godaan menahan lapar dan haus akibatnya kondisi cuaca yang panas, belum lagi aroma makanan terbawa oleh angin-angin dan tekanan di lingkungan pekerjaan yang membuat perasaan mereka yang mudah emosi.

Dalam kepercayaan saya pun ada istilah puasa namun wajib atau tidak saya belum mendalami lebih, hehehee… :P Sejenak, saya berpikir tidak hanya manusia saja yang berpuasa, namun hewan juga berpuasa. Unta contohnya hewan asal Negara timur tengah yang biasa dipakai di gurun pasir yang tandus dan mempunyai punuk yang besar. Hewan ini berjalan ratusan kilometer dipadang pasir yang minim pakan dan minum. Unta pun berpuasa, namun keadaan lah yang menuntut mereka untuk berpuasa. Ular pun juga berpuasa. Hewan yang dikenal buas dengan bisanya yang mematikan tersebut berpuasa dengan mempersiapkan cadangan makanan di perutnya dahulu, yang bertujuan untuk meningkatkan suhu badan diatas normal, guna melakukan pergantian kulit baru. Jadi tujuan puasa dari ular adalah untuk melakukan pergantian kulit.

Terakhir adalah puasa ulat. Ulat bermetamorfosis menjadi kepompong. Ulat berpuasa agar tubuh ulat tersebut dapat dihancurkan, sehingga menyisakan beberapa bagian kulit saja sehingga kemudian tumbuh menjadi kupu-kupu. Dengan berpuasa, ulat yang dikenal dengan hewan penyebab gatal yang menjijikan dan perusak tanaman berubah menjadi kupu-kupu yang indah dan bermanfaat bagi penyerbukan bunga. Maka dari bulan puasa inilah, kawan-kawan saya yang muslim semoga terbiasa mengontrol dan menangkal pikiran jahat dan emosi, sehingga menjadi manusia yang beradi luhung dibanding ciptaan Tuhan lainnya. Nilai yang paling besar yang bisa dipelajari dari saya yang non muslim, dibanding point-point diatas sebelumnya.


Hingga pada akhirnya, selamat idul fitri bagi saudara saya yang muslim semoga puasa kali ini bisa menjadi tabungan di akhirat nanti….

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun