Mohon tunggu...
Sifa Sanjurio
Sifa Sanjurio Mohon Tunggu... Dosen - Traveler

Perempuan asli Cianjur Jawa Barat Indonesia yang bercita cita ingin membahagiakan Ummi tercinta. Pernah kuliah di UIN Ciputat, UI salemba dan Tehran University. Open Minded, Cinta NKRI. Farsi in advance. sifasanjurio@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mahasiswa, Puasa, dan uniknya acara Lailatul Qadar di Tehran..

20 Juli 2014   22:50 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:46 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang unik dan berbeda di Tehran, bahkan di seluruh Iran, ketika malam ganjil di bulan Ramadhan ini tiba, terutama tanggal 19, 21 dan 23 Ramadhan, dimana seluruh mesjid di seluruh pelosok Iran mengadakan acara untuk menyambut Lailatul Qadar, dan masyarakat Iran akan tumpah ruah membanjiri mesjid mesjid sampai halaman mesjid dan jalan jalan utama kota Tehran ditutup, karpet karpet digelar di jalan jalan tersebut, dan masyarakat mengerjakan shalat malam, dan juga memanjatkan doa munajat yang dipimpin oleh seorang Hujjatul Islam wal Muslimin atau Ayatullah (sebutan untuk orang yang ahli agama di Iran), acara berlangsung dari jam 10 malam sampai jam 2.30 pagi. Bagi mahasiswa Tehran University ada bus service (antar jemput) ke Mesjid Tehran University yang memang selalu mengadakan kegiatan tersebut, disini dikenal dengan nama "Ihya Shab e Qadr" atau menghidupkan malam Qadar.

Malam ini begitu special untuk orang orang Iran khususnya, saya membandingkan dengan penyambutan malam Qadar atau lailatul Qadar di Indonesia, yang hanya dilakukan oleh orang orang tertentu saja di mesjid. Bahkan di Indonesia sepuluh hari terakhir bulan ramadhan justeru sebagian mesjid mesjid sudah mulai kosong ditinggalkan jamaahnya yang sibuk mempersiapkan lebaran (mudik, buat kue, dll). Begitu juga dengan pihak KBRI sekarang tidak ada acara khusus dalam menyambut Lailatul Qadar.

Lain lagi di Iran, yang justeru sebaliknya. Bahkan orang orang yang tidak berpuasa sekalipun, ketika malam Qadar tiba, mereka akan memaksakan ke mesjid. Dan setelah saya mengikuti acara Lailatul Qadar ini baru saya paham kenapa mereka begitu antusias mengikuti acara ini. Acara Ihya shab e Qadar biasanya didahului dengan shalat malam beberapa rakaat, dilakukan secara berjamaah, kemudian membaca Alquran, setelah itu bermunajat lewat doa Jaushan Kabir (kumpulan 1000 pujian untuk Allah Swt, yang sangat menyentuh), dilanjutkan dengan ceramah, dan diakhiri dengan doa dengan meletakkan Alquran di atas kepala kita (sama seperti kita bersumpah di atas Alquran), Ini terus terang sangat menyentuh sekali, hati kita berdesir, berdegup kencang, ketika sang pemimpin doa membimbing kita berdoa dengan dimulai mendoakan manusia yang bermilyar milyar di bumi ini sampai akhirnya doa untuk orang tua kita, tentunya juga doa untuk sendiri. Tak terasa air mata menetes segar di pipi, teringat sang 'ummi' di Cianjur. Ya Allah panjangkanlah usia ummi ku satu satunya dalam keadaan sehat wal afiat, bahagia selalu.. Suara tangisan bahkan jeritan bersahut sahut dimana mana.. Tepat jam 2.30 acara pun selesai. Saya yang kebetulan duduk di dalam mesjid, ketika keluar untuk pulang, suasananya sama dengan tahun tahun sebelumnya, penuh, padat, jalan penuh, macet dimana mana. Ini baru di Ibukota, Kota Metropolitan Iran, Tehran. Suasana akan lebih syahdu dan bahkan membuat kita merinding ketika kita mengikutinya di dua kota suci Iran yaitu Mashhad dan Qom.

Iran, negara terzalimi, yang disebut sebut Islam Kafir oleh sebagian orang yang tidak tahu, kembali menunjukkan bahwa tidak ada yang 'berkuasa di dunia ini' kecuali Allah Swt sang pencipta dunia dan isinya. Apapun keputusan yang diputuskan 'sang penguasa' di dunia ini, Iran tak bergeming, dia siap melawannya sampai titik darah penghabisan. Bisa dilihat dari 'alotnya' perundingan nukir dengan negara 5+1 yang sampai sekarang belum tuntas, tetapi sebenarnya sudah bisa diketahui hasilnya, ketika judulnya 'perundingan' tetapi yang ada adalah 'penekanan', Iran sebagai negara yang mementingkan harga diri dan martabat sebuah negara, tidak akan dengan mudah menyerah dan menerima begitu saja.

[caption id="attachment_316138" align="alignnone" width="600" caption="Suasana Penyambutan Lailatul Qadar di Beheshti Zahra, Tehran Iran"]

1405848913372838327
1405848913372838327
[/caption]

[caption id="attachment_316139" align="alignnone" width="600" caption="Suasana Penyambutan Lailatul Qadar di Sebuah Penjara Iran"]

1405849036208640825
1405849036208640825
[/caption]

[caption id="attachment_316140" align="alignnone" width="595" caption="Peserta Acara Lailatul Qadar di emperan Jalan utama Tehran"]

14058491291705457776
14058491291705457776
[/caption]

Sifa Sanjurio,

Ramadhan 22, 1435. July 20, 2014

Asrama Fatimiyah V, Utage 103

Amir Abad Shomali, Intihaye Kargar Shomali

Tehran, Iran, 1439956311

+98 935 855 7389

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun