Mohon tunggu...
Siectio Dicko Pratama
Siectio Dicko Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati kebijakan publik terutama masalah kemiskinan dan perekonomian

Just Want To Be Useful... www.mutiarasenyum.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Statistik atau Statistika?

30 Oktober 2017   08:04 Diperbarui: 7 November 2020   09:59 1382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai contoh, misalkan, angka kemiskinan dedefinisikan sebagai jumlah penduduk yang pendapatannya dibawah dua dollar (Purchase Power Parity) sehari. Maka, penduduk yang memiliki pendapatan 2,1 dollar perhari tidak termasuk penduduk miskin walau mungkin terlihat sebagai orang yang miskin. 

Karena itu, terasa kurang relevan jika kita mengatakan bagaimana mungkin angka kemiskinan turun padahal orang miskin masih banyak yang berkeliaran sedang yang mengatakan belum melakukan penghitungan secara ilmiah.

Ada juga, dalam salah satu surat kabar, menganalisis angka kemiskinan dengan mengatakan bahwa angka kemiskinan akan terus bertambah dikarenakan nilai tukar dollar yang juga makin meningkat padahal dollar yang dijadikan batasan dalam menentukan penduduk miskin didasarkan kepada Purchase Power Parity atau kemampuan daya beli yang mana nilainya tidak terpengaruh jika nilai tukar dollar terhadap rupiah.

Menghasilkan statistik bukanlah pekerjaan mudah karena statistik sama saja dengan mengkuantifikasi suatu kejadian atau fenomena sehingga akan memudahkan kita untuk mengambil keputusan atas kejadian tersebut.

Bayangkan, ketika kita harus meng-angka-kan suatu kejadian, bukankah itu hal yang tidak mudah? Karena itu, para pengguna statistik membutuhkan batasan-batasan, asumsi-asumsi tertentu serta berbagai macam kriteria pengukuran dan hal-hal lain demi menjaga agar hasil sesuai dan relevan dengan kenyataan dan keadaan sebenernya.

Ini pulalah yang membuat pekerjaan statistik tidak bisa dilakukan dengan sembarangan dan asal-asalan tetapi membutuhkan akal sehat, logika dan kehati-hatian.

Statistik itu seperti membangun ketidakpastian diatas ketidakpastian. Karena statistik identik dengan melakukan prediksi, meramal dan menduga.

Tentunya, yang namanya mengira-ngira, menduga, atau meramal tidak ada suatu yang pasti, bukan? Tetapi, statistik dapat dijadikan pijakan yang kuat untuk kita agar dapat berjalan ditengah ketidakpastian itu, untuk dapat melangkah dengan tepat di masa depan. Disinilah kita mengenal tingkat kepercayaan dan tingkat kesalahan atau error.

Tingkat kepercayaan membuat statistik dapat relevan dijadikan pegangan dalam mengambil keputusan. Tingkat kepercayaan yang biasa digunakan dan menjadikan hasil itu dapat dipercaya adalah 95%, jika kurang dari 90% biasanya jarang ada yang berani menggunakan.

Demikian sedikit ulasan tentang statistik, sedikit agak ribet ya? tetapi tampak hebat, kan? Bukanlah perkara yang mudah juga sembarangan ketika kita bisa membangun suatu pijakan yang kuat diantara ketidakpastian.

Karena itu, siapapun, para pengguna statistik, diharapkan dapat menggunakan ilmu ini dengan bijak. Ingatlah, perkataan seorang ahli filsuf, Disraeli yang mengatakan bahwa statistik adalah salah satu dari tiga jenis kebohongan di dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun