Mohon tunggu...
Kapitha Indonesia
Kapitha Indonesia Mohon Tunggu... Editor - Baik

Orang Baik dan suka menulis, mudah bergaul dengan siapa saja.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Potret Verifikasi Faktual di Tengah Pandemi, Keterbatasan Alat Pelindung Diri dan Ancaman Keselamatan

25 Juni 2020   09:51 Diperbarui: 25 Juni 2020   09:51 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Yardi Harun/dokpri

Dimana Verifikasi daring dapat dilakukan apabila daftar nama yang menjadi pendukung calon tidak berkenan didatangi oleh PPS, sedang dalam keadaan sakit baik terjangkit Covid-19 maupun tidak. Kalau ingin meminimalisir  penularan maka harus metode daring adalah yang utama. Kecuali di daerah sulit akses komunikasi atau pendukung tidak punya smart phone, maka baru dengan sensus.

Selanjutnya Dahlia mengaku proses verifikasi faktual dengan sensus masih sangat mungkin dilakukan apabila ada jaminan anggaran untuk pengadaan masker, handsanitizier, disinfectan dan berbagai perangkat protokol kesehatan Covid-19. sedangkan saat ini, persiapan teknis aturan penggunaan anggaran untuk pengadaan alat pelindung diri (APD) belum diselesaikan. Tercatat dari 270 Pilkada serentak di seluruh Indonesia ada 143 calon perseorangan.

Dalam konteks lokal misalnya, bila melihat posisi Provinsi Sulawesi Utara dalam Update Pemetaan Kerawanan Tahapan Pilkada 2020 Provinsi (Pencalonan dan Pemutakhiran Data Pemilih) hasil rilis oleh Bawaslu RI pasca covid-19 yang diukur melalui empat dimensi yakni : dimenis konteks sosial, dimensi konteks politik, dimensi konteks infrastruktur daerah, dan dimensi konteks pandemi. 

Dari rilis tersebut, Provinsi sulawesi utara masuk dalam 4 dimensi daerah dengan kerawanan tinggi, belum lagi beberapa kabupaten/kota yang melaksanakan pilkada masuk kategori konteks pandemik sementara menghadapi verifikasi faktual terhadap dukungan calon perseorangan. Ini menggambarkan bahwa kemungkianan ruang penyebaran covid19 di sulawesi utara sangat riskan bagi penyelenggara, peserta dan pemilih.

Manado, 24 Juni 2020
Ketua Netfid Sulawesi Utara
Yardi Harun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun