Ya, begitulah sederhananya memahami dampak inflasi yang masih tak terkendali. Jumlah uang yang sama tapi nilainya berbeda, sekarang serasa lebih rendah nilainya.Â
Pemicunya tentu saja kenaikan harga komoditas pokok penting, seperti minyak goreng, beras, telur, hingga bumbu dapur yang fluktuatif. Dan untuk menyebut pemicu utamanya, adalah kenaikan harga BBM periode September 2022.Â
Begitu BBM naik, maka dampaknya ke mana-mana, tinggal menunggu waktu sampai harga barang-barang pokok tahu-tahu sudah berubah.
Maka di Tengah himpitan kesulitan ekonomi, Masyarakat selalu punya cara sendiri untuk mengatasinya. Selain mencari penghasilan tambahan, sensasi online pun banyak yang menjadikannya pilihan. Sebagian lainnya bahkan terjerat pinjaman online (pinjol), semata demi memutar roda ekonomi keluarga.
Banyak dari mereka yang keranjingan judi online ini sebelumnya tak punya rekam jejak hobi berjudi. Ini menguatkan indikasi bahwa sensasi judi online adalah fenomena baru bagi mereka, mencari pelampiasan sulitnya hidup dengan hiburan yang seolah memberi harapan: siapa tahu menang!
Maka jangan heran kalau ada kerumunan bapak-bapak muda yang asyik masyuk merumuskan nomor bersama untuk mereka pasang di togel online. Mereka amat menikmati proses itu, karena mampu mengalihkan mereka dari dunia nyata yang pahit.
Fenomena ini mengingatkan penulis pada kasus Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah alias SDSB yang sempat menjamur di Indonesia pada era 1980 an sampai awal 1990 an. SDSB adalah judi yang dibungkus undian berhadiah oleh Orde Baru, dananya konon untuk membiayai olahraga.Â
Di masa itu, banyak orang-orang kecil yang keranjingan pasang nomor. Tukang becak yang fokus men- gotak-gatik-gatuk empat digit nomor untuk dipasang pada malam harinya. Banyak juga yang mencari wangsit di tempat-tempat singit, angker, untuk dapat petunjuk nomor togel yang akan keluar. Bahkan, ada juga yang sengaja mencari orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) untuk sekadar ditanyakan nomor yang akan keluar nanti malam.
Saat terjadi kecelakaan mobil atau motor, di sela sibuk membantu korban, sebagian juga mencatat plat nomornya untuk diotak-atik. Mimpi sebagai bunga tidur pun sering difungsikan sebagai petunjuk untuk merumuskan nomor SDSB.Â
Fenomena ini begitu masifnya, orang bercerita dan mengotak-atik nomor di warung-warung, di tempat kerja, di tongkrongan, dan lainnya. Dan sebagian besar mereka adalah orang-orang ekonomi bawah yang berjuang dengan kesulitan ekonominya.
Maka SDSB atau sering juga disebut Porkas, adalah cara mereka lari dari kenyataan hidup yang pahit. Ketika sebagian rakyat disibukkan dengan mengotak-atik nomor sambil memelihara harapan menang 4 angka, maka saat itulah stabilitas sosial-politik terjaga. Orang-orang yang mengalami ekonomi sulit ini tak punya waktu untuk membicarakan politik dan kebijakan pemerintah.Â