Mohon tunggu...
Sidik Awaludin
Sidik Awaludin Mohon Tunggu... Freelancer - Public Relations Writing

[Penulis Freelance, Menyajikan tulisan asumsi pribadi Berdasarkan Isu-Isu hangat]. [Motto: Hidup Sekali, Berarti, lalu Mati.]

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jika PSI Tenang, DPRD DKI Bisa Kenyang

5 Desember 2020   21:50 Diperbarui: 5 Desember 2020   21:58 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak lama cara berpikir Stereotypes dari para anggota DPR kita tidak pernah berubah, mereka dikenal dengan sebutan Slogan 4D yaitu Datang, Duduk, Diam dan Duit. Dari bergantinya waktu, lalu regenerasi di dalam tubuh DPR dari yang tua menjadi muda, ternyata sikap mereka juga tidak berubah. 

Hal itu juga terjadi di DPRD DKI Jakarta, dalam periode sekarang ini. Hampir semua fraksi diam jika terdapat persoalan bagi-bagi uang, belum lama ini saja sudah terbongkar kalau ada rencana kenaikan gaji dari seluruh anggota DPRD DKI Jakarta, yang nilainya sebesar 8 miliar rupiah dalam setahun atau 700 juta rupiah dalam sebulan. 

Rencana pengerukan uang rakyat Jakarta ini dibongkar oleh fraksi Partai Solidaritas Indonesia atau (PSI), PSI menolak dengan tegas mengenai kenaikan gaji para dewan sebesar itu yang tercatat di dalam rencana kerja tahunan atau (RKT). 

Jumlah usulan kenaikan RKT ini memang super besar, perilaku wakil rakyat ini telah menyakiti banyak hati rakyat Jakarta karena mereka harus membayar pajak dari hasil kerja berjibaku dengan Corona diluar sana dan sebagian dari mereka ada yang pekerjaanya hilang. 

Pendapatan rakyat Jakarta juga jauh berkurang karena bertambahnya angka pengangguran dimana-mana, akibat dari terus-menerus ditarik rem darurat oleh Gubernur Jakarta yang tidak mengerti dampak yang telah dia perbuat.   

Disaat banyak rakyat Jakarta sedang mengalami kesulitan keuangan, DPRD DKI Jakarta justru malah melakukan pemborosan dengan menaikkan tunjangan gaji dewan yang fantastis nominalnya. 

Apalagi uang untuk DPRD DKI Jakarta ini, mereka ajukan disaat pemasukan Jakarta dari pajak turun drastis dari yang biasanya sebesar 50 triliun jadi hanya 22 triliun saja. 

Selain itu, pendapatan APBD Jakarta juga ikut anjlok sebesar 40 triliun. Dalam kondisi yang seharusnya sedang sulit ini, seharusnya sikap empati para dewan wakil rakyat ini bisa menjadi orang yang pertama dalam bersikap menyatakan untuk memangkas gajinya supaya bisa dialokasikan kepada rakyat Jakarta yang sedang terdampak kesusahan.    

Yang lucunya lagi, para anggota dewan ini malah sibuk melakukan penyangkalan ketika ternyata niat busuk mereka terbongkar luas ke masyarakat. Bukannya malah intropeksi diri, ada saja anggota dewan dari fraksi PDIP, yang bernama Ima Mahdiah yang malah sibuk tangkal sana tangkis sini seakan tidak terima dengan orang yang permasalahkan usulan kenaikan gaji tersebut. 

Bukannya minta maaf kepada rakyat karena sudah khilaf kelakuan orang satu ini malah sibuk tuding sana tuding sini, seharusnya ia bisa menjawab kecurigaan terhadap masyarakat banyak, ada apa dengan usulan kenaikan gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya senilai 8 miliar setahun itu, atau sekitar 700 juta sebulannya.  

Dari sekian banyak fraksi di dalam DPRD DKI, ternyata yang paling ramai bersuara untuk menolak hanya PSI saja. Meski dianggap partai kecil PSI masih punya komitmen untuk mengawal uang rakyat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun