REPOTER LAPANGAN: Selain wawancara dengan ahli toksikologi, kami juga berbicara dengan seorang warga yang sempat mengalami keracunan kecubung, Amang Idoy, yang menceritakan pengalamannya saat tidak sengaja mengonsumsi tanaman tersebut.
[Suara Amang Idoy]: "Saya tidak tahu kalau tanaman itu berbahaya. Setelah mengonsumsinya, saya merasa pusing dan mual. Untungnya, keluarga saya segera membawa saya ke rumah sakit. Dokter bilang saya keracunan kecubung, dan kalau tidak cepat ditangani, bisa berakibat fatal."
REPOTER LAPANGAN: Kasus seperti yang dialami Andi bukanlah satu-satunya. Menurut laporan dari Dinas Kesehatan, banyak kasus serupa yang terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai tanaman kecubung. Oleh karena itu, edukasi dan sosialisasi mengenai bahaya tanaman ini sangat penting.
[Suara Latar Belakang: Suara kesibukan di rumah sakit]
REPOTER LAPANGAN: Untuk mengetahui lebih lanjut tentang tindakan yang diambil oleh rumah sakit setempat dalam menangani kasus keracunan kecubung, kami berbicara dengan Dr. Fulan, dokter di RSUD Ulin Banjarmasin.
[Suara Dr. Fulan]: "Kami selalu siap siaga untuk menangani kasus keracunan seperti ini. Penanganan awal yang kami lakukan adalah memberikan cairan infus dan obat-obatan untuk mengurangi efek racun. Kami juga mengedukasi pasien dan keluarganya mengenai bahaya tanaman ini agar kejadian serupa tidak terulang."
REPOTER LAPANGAN: Selain penanganan medis, pencegahan juga menjadi fokus utama. Untuk itu, kami berbicara dengan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalimantan Selatan, mengenai upaya pencegahan peredaran kecubung.
[Suara Kepala BNN]: "Kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan pengawasan dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Salah satu langkah yang kami lakukan adalah melakukan razia di tempat-tempat yang dicurigai sebagai pusat peredaran kecubung. Kami juga mengadakan seminar dan sosialisasi di sekolah-sekolah dan masyarakat umum."
REPOTER LAPANGAN: Pentingnya peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah ini juga tidak bisa diabaikan. Acil Ratna, seorang ibu rumah tangga, mengungkapkan kekhawatirannya tentang peredaran kecubung di lingkungan tempat tinggalnya.
[Suara Acil Ratna]: "Saya sangat khawatir dengan peredaran kecubung ini, apalagi banyak anak-anak yang tidak tahu bahaya tanaman ini. Kami sebagai orang tua harus lebih waspada dan terus mengawasi aktivitas anak-anak kami agar terhindar dari bahaya kecubung."
REPOTER LAPANGAN: Untuk itu, masyarakat diimbau untuk melaporkan kepada pihak berwenang jika menemukan adanya peredaran kecubung di lingkungannya, seorang ketua RT di Banjarmasin, menceritakan langkah-langkah yang diambil di lingkungannya.