Pengembangan retorika mensyaratkan penggunaan bahasa yang baku, berdasarkan data dan riset. Syarat yang sama berlaku dalam dakwah, baik billisan, bilkitabah, maupun bilhal, terutama dengan mempertimbangkan pendengar yang semakin kritis dan rasional.
  Aristoteles dalam retorika memperkenalkan pathos, logos, dan ethos. Para dai juga harus memiliki ketiganya, baik secara intelektual maupun spiritual. Namun, dalam konteks pathos, ekspresi emosi para dai bukanlah sekadar retorika.
  Dalam berdakwah, menguasai retorika verbal dan nonverbal sangat penting. Sebaliknya, dalam beretorika, disarankan untuk memasukkan konten dakwah, baik akidah, syariah, maupun akhlak. Dakwah tanpa retorika akan lumpuh, dan retorika tanpa muatan dakwah akan menjadi kosong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H