Tapi sebenarnya seorang dokter gigi dengan latar belakang pendidikan dan juga sosial ekonomi yang mendukung tidak perlu merasa terancam. Dokter gigi adalah orang yang akrab dengan teknologi canggih seharusnya bisa memegang kendali dari permainan marketing, promosi dan penyampaian edukasi ke khalayak.
Edukasi yang diberikan kepada masyarakat adalah edukasi yang hendaknya tetap memegang teguh etika profesi. Promosi-promosi harus tetap dalam batasan yang etis. Jika tidak, masyarakat juga akhirnya akan memberikan pandangan buruk bagi para sejawat dokter gigi. Penyampaian simpatik dan empatik akan lebih mudah diterima. Yang tujuannya adalah, masyarakat akan lebih bijak memilih demi pemenuhan kebutuhan kesehatan mereka.
Edukasi kesehatan aktif harus mampu melawan promosi non etis dari pihak tukang gigi. Jika tidak ada institusi yang secara tegas menonaktifkan mereka, maka keaktifan dari segenap sejawat harus mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Maka harapannya adalah, jangan ada lagi pasien yang datang ke klinik kita, dengan efek samping yang sudah begitu parah akibat tindakan si tukang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H