Mohon tunggu...
Rifqie al haris
Rifqie al haris Mohon Tunggu... Dokter gigi -

Freelance writer, Instagrammer, Photographer, Digital imaging, Creative advertising, Kadang...dokter gigi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ketika Urusan Medis Dipegang oleh Tukang

21 Juli 2016   22:42 Diperbarui: 22 Juli 2016   10:42 2572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Urusan Medis Dipegang Oleh Tukang. Dokpri.
Ketika Urusan Medis Dipegang Oleh Tukang. Dokpri.
Dokter gigi punya batasan etik. Itu sebabnya eksistensinya akan kalah oleh tukang gigi yang melakukan promosi tanpa batasan etika medis. Promosinya begitu nyata menyebar di mana-mana baik di media masa dan media sosial.

Tapi sebenarnya seorang dokter gigi dengan latar belakang pendidikan dan juga sosial ekonomi yang mendukung tidak perlu merasa terancam. Dokter gigi adalah orang yang akrab dengan teknologi canggih seharusnya bisa memegang kendali dari permainan marketing, promosi dan penyampaian edukasi ke khalayak.

Edukasi yang diberikan kepada masyarakat adalah edukasi yang hendaknya tetap memegang teguh etika profesi. Promosi-promosi harus tetap dalam batasan yang etis. Jika tidak, masyarakat juga akhirnya akan memberikan pandangan buruk bagi para sejawat dokter gigi. Penyampaian simpatik dan empatik akan lebih mudah diterima. Yang tujuannya adalah, masyarakat akan lebih bijak memilih demi pemenuhan kebutuhan kesehatan mereka.

Edukasi kesehatan aktif harus mampu melawan promosi non etis dari pihak tukang gigi. Jika tidak ada institusi yang secara tegas menonaktifkan mereka, maka keaktifan dari segenap sejawat harus mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Maka harapannya adalah, jangan ada lagi pasien yang datang ke klinik kita, dengan efek samping yang sudah begitu parah akibat tindakan si tukang.

Ketika Urusan Medis Dipegang Oleh Tukang
Ketika Urusan Medis Dipegang Oleh Tukang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun