Integritas yang terdapat dalam kehidupan Yusuf.
- Yusuf mempunyai sifat berkomitmen dan dapat dipercaya.
- Suatu saat Israel (Yakub) yang saat itu berdomisili di lembah Hebron meminta Yusuf pergi melihat saudara-saudaranya yang sedang menggembalakan domba-domba mereka di Sikhem. Sesampainya di Sikhem Yusuf tidak menemui mereka berada disana (Yusuf tidak Kembali kerumahnya, walaupun kewajibannya sudah sampai di Sikhem), didapat khabar bahwa mereka sudah ke Dotan. Walaupun harus menempuh perjalanan lebih jauh, ia tetap menyusul saudara-saudaranya ke Dotan. Perbuatan Yusuf ini menunjukkan bahwa Yusuf seorang yang berkomitmen dan dapat dipercaya. Kejadian 37 :12-17
- Yusuf hidup dalam kebenaran
- Saat Yusuf menjadi budak dirumah Potifar, seluruh isi rumah dipercayakan kepada Yusuf. Suatu saat Yusuf digoda oleh istri Potifar untuk tidur bersama, tetapi Yusuf menolak. Sikap Yusuf menunjukkan karakter yang hidup dalam kebenaran, menjaga kekudusan dan takut Tuhan. Kejadian 39 : 4-10
- Selain dapat dipercaya Yusuf juga mempunyai pribadi yang tekun.
- Didalam penjara selama kira-kira 12 tahun, dengan tekun ia selalu melakukan pekerjaannya dengan baik dan berhasil, karena Allah menyertai Yusuf, srhingga ia dipercaya mengurus semua tahanan. Kejadian 39 : 22-33.
- Yusuf sangat menghargai waktu.
- Selama masa 7 tahun berkecukupan , tidak membuat Yusuf lupa diri, tetapi ia mengumpulkan gandum di gudang-gudang yang dibuatnya. Yusuf menunjukkan bahwa ia sangat menghargai waktu. Kejadian 41 :35-36.
- Yusuf mempunyai Prinsip dan nilai hidup
- Pada waktu saudara saudara Yusuf pergi ke Mesir untuk kedua kalinya (saat itu Yusuf sudah menjadi Mangkubumi di Mesir) Yusuf memperkenalkan dirinya dan berkata : “ ……, tetapi sekarang janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku kesini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu….”. Kejadian 45 :5. Sikap terhadap saudaranya ini menunjukkan sikap bahwa Yusuf mempunyai prinsip dan nilai-nilai hidup.
PADA MASA PANDEMI COVID – 19
Dalam masa Pandemi Covid-19, semua kegiatan, pada umumnya dilakukan secara virtual, walaupun demikian kegiatan Pendidikan bagi warga gereja harus berkesinambungan dan tetap berkualitas sehingga tujuan dari Pendidikan tersebut tetap tercapai, dalam hal ini memerlukan komitmen bagi pendidik dan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembinaan tersebut.
Perlu adanya pengawasan dan pengontrolan yang ketat untuk memastikan semua program yang telah dibuat terlaksana sesuai jadwal, misalnya jadwal ibadah, pembagian sembako tiap bulan dll, dengan demikian Pembina/pemimpin mendapat kepercayaan dalam pelaksanaan nya.
Pelayanan melalui virtual memerlukan waktu, tenaga, kemampuan teknologi bagi pemimipin dan warga gereja yang tidak semua kaum milenial dan mempersiapkannya melalui tekonologi yang terkini, sehingga memerlukan ketekunan dan pembelajaran baik bagi pemimpin maupun bagi warga gereja. Pembinaan melalui virtual, perlu disiplin waktu baik bagi pemimpin maupun warga gerja binaan, karena mulainya kegiatan harus tepat waktu, serta lamanya harus ditentukan, sehingga tidak menimbulkan kebosanan.
Dalam pelaksanaannya semua yang terlibat harus jujur, baik pemimpin/ pembina maupun warga gereja yang dibina, (karena tidak jarang pelaksanaan pembinaan melalui virtual dilakukan sambil….), sehingga pembinaan berlangsung optimal. Kadang-kadang tidak dapat dihindari pertemuan harus dilaksanakan secara langsung (misalnya perkabungan, walaupun masih bisa secara virtual), dalam hal ini Pemimpin dan warga gereja harus menerapkan protokol Kesehatan Covid-19, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap diri senidiri agar tidak menimbulkan penularan Covid-19, tanggung jawab bagi keluarga yang berada dirumah sehingga tidak menyebarkan Covid-19 ke dalam rumah dan menyebakan klaster keluarga.
Kita tahu pandemic Covid-19 ini membawa dampak dalam sector ekonomi, Kesehatan, pariwisata, perhubungan dll, yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, tetapi prinsip dan nilai-nilai hidup harus tetap ditanamkan pada warga gereja, misalnya : tetap bersyukur, tetap bergantung dan berharap kepada Tuhan serta tetap menjaga kekudusan hidup. Pemimpin juga harus memotivasi warga gereja untuk mengembangkan usaha warga gereja secara mandiri, misalnya : penjualan ikan hias (membudi dayakan ikan cupang), mencari dan menjual makanan ikan hias, menjual nasi uduk dll. SEMOGA BERMANFAAT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H