Mohon tunggu...
Sibenyu
Sibenyu Mohon Tunggu... -

Ketika Benyu Menjadi Benar Maka Benyu Adalah Benar, Ketika Benar Menjadi Benyu Maka Benar Adalah Benyu.... Nah Lho

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ga Usah Heboh Tentang Dp 0 Rupiah, Untuk Anieser dan Ahoker

20 Februari 2017   04:32 Diperbarui: 20 Februari 2017   13:42 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="idzeacom.kompasiana"][/caption]

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPU-Pera) menjelaskan, Pemerintah telah menerapkan sebuah kebijakan yang diprediksi mampu meningkatkan daya beli masyarakat untuk program sejuta rumah. Kebijakan didukung dengan uang muka /Down Payment (DP)  yang terjangkau dan bunga kredit perumahan rakyat (KPR) tetap dalam jangka waktu tertentu, uang muka untuk rumah murah ditetapkan sebesar 1 persen dari total harga rumah." Basuki Hadimuljono pada 3 Mei 2015.

Contoh pernyataan di atas adalah dari Pak Menteri KemenPU-Pera, kita tidak usah menanyakan bagaimana caranya, seperti jenis apa rumahnya, cari saja di web, nanti ketemu semuanya. jenis rumah itu banyak, okay.

Anies Baswedan menyangkal bahwa dirinya tidak pernah menjanjikan program DP rumah 0 persen. menurut Anies masyarakat selama ini netizen tidak menangkap atau tidak memahami pemaparan mengenai program yang dia tawarkan.

Bukan 0 persen, tapi DP-nya 0 rupiah, makanya, itu si debitur harus mengumpulkan dana sekitar enam bulan untuk DP tersebut," Jadi menabung dulu di bank DKI selama enam bulan yang tabungannya bisa nilainya sampai 10 persen (dari harga rumah), dari situ dihargai sebagai pengganti DP-nya," jadi kalau Anda mau membeli rumah, kemudian Anda kredit ke bank kan, dan bisa ambil kreditnya ke bank dan di ambil dari situ," Anies Baswedan. ( 0 Rupiah dan 0 % ya Pak,huhahuha) 

Banyak yang gagal paham tentang Rp 0 Anies Baswedan, tapi biarlah kegagalan paham itu menjadi kesenangan atas kurangnya nalar pemikiran yang tidak berkembang karena kurangnya wawasan, benyu sering mendapati kok artikel yang gagal paham, karena biasanya artikel yang gagal paham itu menjadi ramai dan di share kemana-mana, itulah salah satu hobi terbaru yang terus menerus berkembang biak.biarlah oh biarlah mereka menikmatinya ya sobat.kita jangan ikutan. Itu saja.

Jadi bengini sobat, kemarin benyu membuka rekening di Bank DKI, saldo awal benyu menabung adalah Rp.5 juta rupiah saja, dan selanjutnya benyu di beri uang lagi oleh ibu sebesar Rp, 7 juta, lalu daripada bingung benyu tabung lagi, eh besoknya benyu di beri oleh ayah Rp, 10 juta, daripada benyu pegang nanti habis, maka benyu putuskan untuk di tabung lagi. dan setelah benyu jumlah tabungan benyu sudah Rp.22 juta. Benyu senang menabung sobat,

Pada hari minggu benyu berkunjung ke rumah nenek, dan sepulang dari rumah nenek benyu di beri uang Rp.10 juta, benyu terkejut, bahagia dan senang, lalu esoknya benyu tabung lagi di bank, tidak terasa uang tabungan benyu sudah Rp.32 juta. ketika benyu mengeprint buku tabungan, si mbak teler bilang,

eh benyu ada program ambil rumah Dp 0 rupiah lho,mau ambil tidak,?

Caranya bagaimana mbak,?

Begini benyu, Harga rumah itu adalah Rp,250 juta, ini kebetulan tabungan benyu sudah Rp.30 juta lebih, dan ini sudah masuk persyaratan lebih dari 10% dari nilai harga rumah.bagaimana benyu, apa mau ambil?

baiklah oh baiklah mbak.. tapi mbak jangan nyambi jadi marketing rumah terus ya."huhahuha..

Oya sobat.. benyu mempunyai tetangga bernama mas Mas Dwi, dan mas Dwi mempunyai istri bernama Mbak Dona, mas Dwi bekerja dengan penghasilan Rp.3,5 juta, terkadang di tambah lembur mas Dwi bisa mengantongi Rp.6 juta lebih, mas dwi bekerja di pabrik motor yang ramai dan membuat macet Jakarta, dan mbak Dona juga bekerja dengan gaji Rp.3,5 juta, namun lemburan mbak Dona tidak banyak, karena mbak Dona seorang wanita, maka hanya sekitar 4 sampai 5 juta saja, hasil gaji dari mas Dwi di tabung dan gaji hasil dari mbak Dona di buat untuk makan, maka mas Dwi dan mbak Dona mempunyai tabungan sebesar Rp.36 juta setelah 6 bulan menabung. maka mereka memutuskan membeli rumah karena harga rumah 300 juta, jadi sudah ada uang di tabungan sebesar 36 juta, maka mas Dwi dan mba Dona tidak perlu mengeluarkan uang lagi, karena sudah ada tabungan di bank. huhahuha.

Sebelum berlanjut, mari kita simak komentar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo tentang Dp-dp ini.

Aturan DP rumah sudah diatur dalam beleid Loan toko Value atau LTV Berdasarkan ketentuan aturan BI, DP rumah minimal adalah 15%."Kita ada mengatur tentang LTV jadi tentu harus ada minimum DP untuk penyaluran kredit mortgage itu, kalau seandainya 0% tentu itu menyalahi dan sebaiknya jangan dilakukan karena nanti akan mendapatkan teguran dari otoritas," Agus Martowardoyo

Apa gubernur BI gagal paham juga ya sobat, yang di katakan Anies itu 0 rupiah, bukan 0 persen, baiklah oh baiklah, semisal 0 rupaiah atau 0 persen pun, Benyu menantang Agus untuk menertibkan banyak pengembang yang menerapkan kepada konsumen dengan Dp 0 persen.itu caranya bagaimana kok bisa begitu. Apakah itu tidak melanggar aturan.

Jenis rumah itu banyak, jadi tidak usah bingung, dan di atas hanya ilustrasi saja ya sobat, benyu tidak bisa memastikan, karena mas Dwi ini suka jajan dan agak boros, tidak seperti benyu yang hemat.jadi semisal mas Dwi dalam 6 bulan belum berhasil mencapai target, maka itu kesalahan mas Dwi sendiri, bukan kesalahan artikel benyu.

Ada cara lain untuk Anies, begini sobat, di atas pada paragraf pertama adalah, Pemerintah menerapkan Dp 1 persen untuk rumah rakyat, mungkin Pemerintah DKI Jakarta bisa bekerja sama dengan Pemerintah pusat, maka Pemerintah provinsi DKI hanya mensubsidi 1 persen, karena program Dp 1 persen dari Pemerintah pusat berlaku untuk semua provinsi di Indonesia,  jadi tidak akan membebani APBD maupun Bank DKI, dan juga secara otomatis konsumen (warga DKI tidak di bebankan biaya Dp juga.alias tetap 0 rupiah maupun 0 persen). realistis atau tidaknya program itu bergantung kepada regulasinya. sewaktu kampanye dulu siapapun itu, pasti pihak lawan akan menyebut tidak masuk akal dan tidak realistis, terbukti program Jokowi semua bisa realistis saat ini. huhahuha.

Eh lalu perumahanya di mana, kan lahan Jakarta sudah penuh, tidak usah pusing-pusing sobat, lahan di DKI Jakarta masih banyak yang belum terjamah, Anies bisa menghubungi Ahok, pulau Pramuka itu punya Jakarta, pulau sepa, pulau tidung, pulau harapan, dan banyak lagi pulau, kan Jakarta punya Kepulauan seribu sobat. bersebelahan sama yang di reklamasi juga tidak apa-apa. Nanti jalanya numpang sama yang di reklamasi, bilang saja sama Ahok, Clear,..huhahuha..."

 

 

Salam dari benyu

Si kura-kura baik.

 

Banyak sumber banyak manfaat.ok artikel ini sudah tidak menyebut pihak lain,huhahuha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun