Pernyataan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly pada Juli 2015 mengatakan Presiden Joko Widodo akan memberikan grasi kepada bekas Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar. namun pemberian grasi itu terhalang beberapa hal.
"Mahkamah Agung memberikan pertimbangan bahwa jangka waktu pengajuan grasi Antasari sudah lewat sesuai UU Grasi, maka Mahkamah Agung memberikan pertimbangan bahwa grasi sudah tidak bisa diberikan." pemberian grasi terhadap Antasari hanya bisa menggunakan hak prerogatif Presiden.bisa saja Presiden melihat dari sisi kemanusiaan.(Juli 2015.di saat Antasari mengajukan Grasi)
Baru belakangan setelah Antasari bebas elit PDIP mengatakan ada bau amis pada kasus Antasari, di tambah grasi yang mencolok secara kebetulan di hari ulang tahun Megawati.(mungkin ini sebuah kebetulan), kunjungan Antasari kepada Mega, kemunculan di ajang debat, maka muncul pertanyaan-pertanyaan,semisal mengapa grasi tidak di berikan pada saat di ajukan.(tahun 2015) mengapa PDIP baru saat ini berkomentar, bukankah PDIP sudah memasuki tahun ketiga memegang kekuasaan di indonesia.' menjadi wajar jika masyarakat mengira ada unsur politis dalam hal ini.apakah ini sebuah psy war dari penguasa untuk lawan politiknya.?
Dengan baik Antasari mengatakan "Saya dukung ini,"Beliau memberi grasi, membuat saya bisa begini. Murni tidak ada syarat-syarat lagi," Antasari Azhar.pada acara debat Pilkada DKI Jakarta.27/01/2017. apakah maksud Antasari grasi tersebut di tukar dengan dukungan.? Baiklah oh baiklah jika itu maksudnya.
Bisakah Antasari untuk tetap sebagai Antasari yang terhormat, berwibawa, selalu kritis memberikan pendapatnya, dan tidak ikut memainkan politik? Â melihat bahasa telunjuk Antasari yang hanya mengeluarkan "ssst.." Â apakah menandakan sedang terjadi deal-deal ke arah mana Antasari berjalan.? Baiklah oh baiklah.jika Antasari memang sudah memilih pihak. maka sebaiknya Antasari bisa menjaga stabilitas dan kedamaian NKRI seperti yang di lakukan oleh tokoh besar.dan tidak terprovokasi dengan ikut membuat gaduh bangsa ini.
Salam dari ayah benyu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H