Mohon tunggu...
SiBengalLiar
SiBengalLiar Mohon Tunggu... Novelis - "Time heals, I believe it's a matter of time for Allah to grand you one miracle.." - Hanum Rais-

"Rencana Allah lebih indah daripada rencanaku.."

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Guru Terbaik Indonesia Itu adalah Alam...

7 Mei 2011   03:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:59 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_107832" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (travelworldpp.com)"][/caption]

Menjadi apa yang kita sanggup berproses untuknya adalah satu-satunya tujuan hidup

-Robert Louis Stevenson-

Satu kata bahasa Jepang yang perlu kita pahami adalah "kaizen" = 改善. Kebiasaan berpikir mencari peningkatan kualitas terus-menerus. Yaitu pencarian terus setiap saat untuk menjadi lebih baik. Itulah cara kita menambah nilai.

Kadang-kadang sebuah terobosan yang heroik, produk atau cara baru dalam melakukan sesuatu, mengakibatkan suatu peningkatan besar. Itu karena kita memulainya dari hal-hal paling sederhana.

Stabilitas masa lalu telah pergi. Satu-satunya yang tetap adalah perubahan yang kian cepat - dalam praktik kerja, bisnis, politik, dan teknologi informasi.

"Karena saya sedang berada dalam lingkungan ini. Sepertinya akan lebih mudah jika kita menyelam bersama-sama untuk mengambil mutiara dalam tarian hari ini.."

Maka, tidak ada masa depan bagi mereka yang melawan perubahan hanya karena perubahan tidak menyenangkan. Jika efisiensi dapat dilakukan, dan itu harus dilakukan - oleh seseorang yang pemberani atau bahkan kelompok yang begitu gigih.

Jika bukan kita yang muda, lalu siapa lagi yang akan melakukannya?!

Aset terbesar yang dimiliki oleh negeri Indonesia ini adalah alam semesta yang diberikan melimpah ruah. Sektor pertanian dan perkebunan yang sudah berlangsung sejak dekade awal lahirnya negeri kita ini, kebun-kebun dengan hamparan pohon akar yang kokoh sebagai penguat tanah, flora dan fauna yang unik, dan kekuatan alam yang seperti inilah aset berharga Indonesia.

Mulailah Perubahan. Kita berada di persimpangan jalan. Para pendidik, pemimpin dan pemerintahan, ekskutif bisnis, orang tua, bahkan diri kita sendiri. Secara terbuka mengungkapkan peringatan bahaya.

Masalahnya, adalah kita tak mau berubah. Ketika kita mendekatkan pada pokok permasalahan dengan sudut pandang yang bisa menyimpulkan bahwa yang kita butuhkan sekarang adalah menemukan solusi kemauan untuk perubahan itu sendiri.

Mulailah Dari Diri Sendiri. Fakta bahwa sebagian besar orang-orang muda yang seumuran dengan saya yang berkisar antara 16 - 25 tahun tak begitu mempedulikan lingkungan sekitar. Membuang sampah sembarangan, mengotori lingkungan secara serampangan, mencoret tembok dengan anarkis yang menganggap itu sebuah proses kreatif, merusak lingkungan hidup yang sudah disediakan sebelum kami lahir oleh nenek moyang Indonesia, dan tak berpikir bahwa hal-hal kecil negatif seperti itu akan membuat alam semakin mengamuk dan marah membabi buta.

Diri sendiri sudah tak peduli. Saya sendiri sempat berkata: "Buat apa peduli, toh yang lain pun tak peduli!"

Diri ini memberontak itu bukan kepedulian saya sebagai orang muda yang notabene penerus bangsa ini dan merancang serta membangun untuk generasi selanjutnya. Ingin kabur saja! Pikiran muda saya berkata. Tetapi kembali dihadapkan masalah-masalah lingkungan yang sepertinya dinomor-duakan oleh pemerintahan. Lalu kembali terhuyung-huyung dengan eoforia bencana-bencana alam yang menimpa.

Belajar Lebih Dini. Belajar untuk memperbaiki kesalahan itulah solusi yang saya temukan hari ini. Bertindak seakan-akan kita 'bekerja untuk diri sendiri' memiliki implikasi penting lainnya. Jika ada sesuatu yang salah - perbaikilah. Belajar mengevaluasi bagaimana cara mengatasi semua ini satu-satu.

Sungai. Masih hangat diperbincangkan yaitu sungai Citarum. Dan itu sebagai salah satu bukti sederhana kesalahan kecil membuang sampah ke sungai yang tak berujung pada solusi. Jika kita hanya bercuap-cuap saja untuk apa?!

Ayo!!!! Turun ke sana, orang-orang yang hidup terdekat dengan Citarum harusnya lebih peduli. Turunlah dan angkat bajumu. Buang sampah itu. Sampah dari kaliankah?!

Kemampuan S.O.S. Singkatan dari "Save Our Soul". Selamatkan jiwa kami.

Dunia yang melipat dan perekonomian global dewasa ini menjadikan lingkungan sebagai tempat kita hidup seolah terabaikan dan dianak-tirikan daripada menyelamatkan lingkungan sekitar. Manusia seolah-olah tak hidup bergantung pada alam. Padahal oksigen, air, tanah, dan kesemuanya itu tak pernah bisa terlepas bagi makhluk hidup. Menyelamatkan kerusakan-kerusakan alam kecil seperti sungai yang tercemar, hutan yang gundul, polusi yang sudah membabi buta kota-kota metropolitan, dan pelaku-pelaku pemboman terumbu karang di pantai-pantai laut wilayah perbatasan Indonesia.

Siapalagi kalau bukan kita?!

Tetua harusnya mumpuni mengajari kami yang muda, yang labil, yang masih dalam pencarian diri untuk tidak tersesat dalam hal-hal yang tidak membantu pembangunan dan perkembangan negeri ini lalu tidak mempedulikan sesuatu yang penting seperti ini.

Alam. Saya masih ingat betul dalam rekaman saya. Ketika Indonesia benar-benar diuji oleh gempa di Yogyakarta, Pengandaran, Aceh,  Padang, dan Bengkulu. Angin puting beliung, banjir bandang, panas yang sudah menyengat sekali di kulit dan masih banyak lagi. Ketika kita sama-sama merasakan 'kemarahan' alam. Kita baru sadar atas kesalahan-kesalahan kita yang tak berkasih-sayang pada alam. Lalu, belajarlah memperbaiki ini. Jangan hanya sadar lalu lupa lagi. Kemudian diberi ujian lagi, sadar dan lupa sekali lagi. Bangkit dan bangun!

Kita tidak pernah di nina-bobokan oleh alam jika kita tak memberikan ruang baginya untuk bernapas.

Kita diberikan alam yang bahkan negara tetangga pun 'cemburu' dengan limpahan yang diberikan-Nya ini. Sumber daya alam yang patut kita jaga dan lestarikan. Karena guru terbaik Indonesia yang sebenarnya adalah alam. Jadi tujuan kita yang pertama:  "Bersahabat dengan alam dan peduli pada lingkungan sekitar.."

With Love,

SiBengalLiar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun