Diri ini memberontak itu bukan kepedulian saya sebagai orang muda yang notabene penerus bangsa ini dan merancang serta membangun untuk generasi selanjutnya. Ingin kabur saja! Pikiran muda saya berkata. Tetapi kembali dihadapkan masalah-masalah lingkungan yang sepertinya dinomor-duakan oleh pemerintahan. Lalu kembali terhuyung-huyung dengan eoforia bencana-bencana alam yang menimpa.
Belajar Lebih Dini. Belajar untuk memperbaiki kesalahan itulah solusi yang saya temukan hari ini. Bertindak seakan-akan kita 'bekerja untuk diri sendiri' memiliki implikasi penting lainnya. Jika ada sesuatu yang salah - perbaikilah. Belajar mengevaluasi bagaimana cara mengatasi semua ini satu-satu.
Sungai. Masih hangat diperbincangkan yaitu sungai Citarum. Dan itu sebagai salah satu bukti sederhana kesalahan kecil membuang sampah ke sungai yang tak berujung pada solusi. Jika kita hanya bercuap-cuap saja untuk apa?!
Ayo!!!! Turun ke sana, orang-orang yang hidup terdekat dengan Citarum harusnya lebih peduli. Turunlah dan angkat bajumu. Buang sampah itu. Sampah dari kaliankah?!
Kemampuan S.O.S. Singkatan dari "Save Our Soul". Selamatkan jiwa kami.
Dunia yang melipat dan perekonomian global dewasa ini menjadikan lingkungan sebagai tempat kita hidup seolah terabaikan dan dianak-tirikan daripada menyelamatkan lingkungan sekitar. Manusia seolah-olah tak hidup bergantung pada alam. Padahal oksigen, air, tanah, dan kesemuanya itu tak pernah bisa terlepas bagi makhluk hidup. Menyelamatkan kerusakan-kerusakan alam kecil seperti sungai yang tercemar, hutan yang gundul, polusi yang sudah membabi buta kota-kota metropolitan, dan pelaku-pelaku pemboman terumbu karang di pantai-pantai laut wilayah perbatasan Indonesia.
Siapalagi kalau bukan kita?!
Tetua harusnya mumpuni mengajari kami yang muda, yang labil, yang masih dalam pencarian diri untuk tidak tersesat dalam hal-hal yang tidak membantu pembangunan dan perkembangan negeri ini lalu tidak mempedulikan sesuatu yang penting seperti ini.
Alam. Saya masih ingat betul dalam rekaman saya. Ketika Indonesia benar-benar diuji oleh gempa di Yogyakarta, Pengandaran, Aceh, Â Padang, dan Bengkulu. Angin puting beliung, banjir bandang, panas yang sudah menyengat sekali di kulit dan masih banyak lagi. Ketika kita sama-sama merasakan 'kemarahan' alam. Kita baru sadar atas kesalahan-kesalahan kita yang tak berkasih-sayang pada alam. Lalu, belajarlah memperbaiki ini. Jangan hanya sadar lalu lupa lagi. Kemudian diberi ujian lagi, sadar dan lupa sekali lagi. Bangkit dan bangun!
Kita tidak pernah di nina-bobokan oleh alam jika kita tak memberikan ruang baginya untuk bernapas.
Kita diberikan alam yang bahkan negara tetangga pun 'cemburu' dengan limpahan yang diberikan-Nya ini. Sumber daya alam yang patut kita jaga dan lestarikan. Karena guru terbaik Indonesia yang sebenarnya adalah alam. Jadi tujuan kita yang pertama: Â "Bersahabat dengan alam dan peduli pada lingkungan sekitar.."
With Love,