Di samping itu pula, mestilah kita berusaha menyelidiki sendiri bagaimana karakter dari tulisan-tulisan (kolom/opini) yang biasa dimuat di media yang kita tuju itu. Masing-masing media biasanya tak semua sama tema tulisan yang menjadi perhatiannya yang  dirasa penting untuk dimuat di medianya. Bandingkan misalnya antara  Kompas dengan Republika. Kedua media ini memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Meski ada yang sama, seperti artikel yang bersifat umum, yang mengupas soal politik misalnya,  tapi boleh jadi ada suatu tema tertentu yang hanya akan dimuat oleh salah satu media itu saja.Â
Amatilah, perhatikanlah "polanya" masing-masing media itu,  di samping kita juga memang mestilah memperhatikan  syarat-syarat yang sudah ditetapkan oleh pihak media tersebut sebagaimana syarat yang selalu dicantumkan oleh setiap penerbit, baik yang bersifat terperinci (detil) maupun yang menjelaskan secara garis besarnya saja. Ini penting. Karena pada akhirnya merekalah yang memutuskan, maka selayaknyalah kita memenuhi keinginan mereka. Jangan egois dengan semata-mata menonjolkan keinginan (selera)  kita sendiri, penulis, yang notabene  adalah sebagai "pendatang" yang hendak numpang hidup di rumah orang.Â
Kesimpulannya,  dengan  seringnya melakukan pengamatan, mencari tahu dan berusaha menyelidiki lalu kemudian  mengerti atau  memahami "pola" tulisan di suatu media tertentu, baik  yang bersifat khusus maupun yang sesuai dengan standar umum,   maka diyakini tulisan kita berikutnya akan dimuat. Meski akhirnya tetap saja kembali kepada nasib orang perorang juga. Hhhhhhhhhh
Demikian sekedar berbagi pengalaman dari saya yang belum berpangalaman.Â
Bhhuaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!!
*Dalam sastra, gaya penulisan adalah cara mengungkapkan pikiran dalam karakteristik bahasa: individu, periode, sekolah, atau bangsa.[1] Selain unsur-unsur penting berisi ejaan, tata bahasa, dan tanda baca, gaya penulisan merupakan pilihan kata-kata, struktur kalimat, dan struktur paragraf, yang digunakan untuk menyampaikan makna secara efektif.[2]Kelompok unsur pertama disebut sebagai aturan, elemen, hal penting, mekanika, atau pedoman; sedangkan kelompok berikutnya, yakni yang disebut sebagai gaya, atau retorika.[3]Kelompok unsur pertama merupakan aturan-aturan, yakni mengenai apa yang ditulis penulis; sedangkan kelompok unsur kedua, gaya, yakni mengenai bagaimana yang ditulis penulis. Ketika mengikuti aturan-aturan dari pemakaian tatabahasa, penulis memiliki fleksibilitas yang besar dalam cara mengungkapkan suatu konsep.[4] Titik penting gaya penulisan yang baik ialah untuk
- mengekspresikan pesan-pesan kepada pembaca secara sederhana, jelas, dan meyakinkan;
- menjaga perhatian dan keikutsertaan pembaca, serta menarik;[9][10]
tidak
- menampilkan segi kepribadian penulis;[11]
- menunjukkan pengetahuan, keterampilan, atau kemampuan menulis penulis;[12][13]
meskipun hal-hal tersebut biasanya tetap terlihat, dan hal tersebut merupakan sesuatu yang oleh para ahli dianggap sebagai gaya individu penulis.[14][15]
(Di kutip dari id.wikipedia.org)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H