Mohon tunggu...
Yai Baelah
Yai Baelah Mohon Tunggu... Pengacara - (Advokat Sibawaihi)

Sang Pendosa berkata; "Saat terbaik dalam hidup ini bukanlah ketika kita berhasil hidup dengan baik, tapi saat terbaik adalah ketika kita berhasil mati dengan baik"

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tafsir Puisi, Antara Teks dan Konteks

3 April 2019   06:26 Diperbarui: 3 April 2019   07:50 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dus, dalam satu atau suatu kasus, meski pula ternyata  ada yang namanya Metode Global ( Ijmaly), tapi tidak semua yang tersurat bisa di-global-kan. Kekhususan makna  akan selalu mungkin terjadi dalam suatu pesan yang disebarkan. 

Maka, di sinilah pentingnya prinsip kehati-hatian (fokus, jeli), tidak gegabah. Dalam artian tidak seketika menyimpulkannya begitu saja hanya berdasarkan versi subjektifitas diri belaka. 

Ada banyak sisi pandang dan pertimbangan yang mesti mengimbangi asumsi-asumi yang datang ketika tiba suatu berita. Terutama, memperhatikan sisi objektifitas pesan itu sendiri dengan menempatkan subjektifitas pembuat pesan pada bagian terdepan  dan dalam waktu bersamaan menyingkirkan subjektifitas diri sang penafsir.   

Disamping kaidah-kaidah di atas, ada prasyarat yang tak kalah  pentingnya, bahkan boleh dikata paling penting dan utama, tak cukup hanya prasyarat kecukupan bidang  ilmu yang menunjang atau melatarbelakangi diri seorang calon penafsir,  tapi ada sisi lain yang jarang atau  boleh jadi tak pernah diulas secara jelas dalam literatur-litaratur terdahulu, yakni pentingnya  "kebersihan hati"  dalam diri si penafsir. 

Yakni, dengan melepaskan, mengabaikan, menyingkirkan   prasangka-prasangka buruk/negative terhadap diri pembuat pesan.  Tidak mendahului memberikan opini berdasarkan prasangka yang dilandasi hawa nafsu.   

Demikianlah, kebersihan hati tadi, maksudnya   agar  si penafsir dapat  mempersiapkan dirinya  secara 'total'  guna mendapatkan kondisi yang siap  untuk menerima penjelasan dari sang pembuat pesan  (Al Bayan). 

Mengapa mesti begitu? Bila hati sedang kotor, dikhawatirkan  nantinya tafsir yang didapat itu cenderung akan menyesatkan dirinya maupun pihak lain yang turut mendengar isi tafsir itu, bilamana ternyata  tafsir yang diberikan penafsir itu berlandaskan hawa nafsu belaka, ditafsirkan hanya demi kepentingan sesaat atau cuma sebagai siasat untuk menguatkan pendapat dalam suatu debat.

Demikian. Memahami konteks, sesungguhnya tidak hanya penting dan diperlukan dalam bidang penafsiran Al Quran, tapi dalam bidang-bidang lain juga sangatlah penting, tak terkecuali dalam banyak bidang kehidupan sehari-hari,  dalam kaitannya dengan sirkulasi komunikasi antar manusia yang memiliki akselerasi tinggi yang banyak kepentingan, yang penting dijaga agar tidak terjadi dis-komunikasi, miskomunikasi  yang berakhir pada distorsi tak terkendali . Sampai disini kalian mengerti? (Heeh! Sok pake istilah intelek segala si Yai!). 

Tapi begini,  bahwa apa yang saya maksudkan tadi bahwa tafsir yang benar (tepat) itu adalah sangat perlu dan penting,  itu adalah agar jangan sampai terjadi kesalahpahaman, salah memahami,   salah tanggap lalu salahlah pula dalam menyikap. Tentu ini akan menjadi perangkap yang bisa membuat orang jadi terjerebab!.

Tafsir adalah kemungkinan yang mungkin diingini si pembuat surat, silahkan menduga-duga, tapi jangan lupa bertanya pada yang punya.

dok.pri
dok.pri

B. Tafsir Puisi, Mamahami Makna Yang Terkandung Dalam Puisi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun