Tak ada marah yang paling indah, kecuali kemarahan seorang penyair.
Seorang penyair yang murka, maka marahnya adalah satir
Kata-katanya deras bagai hentakan airÂ
Tetap mengalir meski disisir  Â
Sindirannya lembut bak angin semilir
Tapi yang kena serasa disiram pasir
.
Meski getir dan bikin ketar-ketir
Tapi dengan mudah ia bisa mangkir
Karena umpatannya mengandung anasir
Tak asal  plintar plintir
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!