Mohon tunggu...
Siauw Tiong Djin
Siauw Tiong Djin Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pemerhati Politik Indonesia

Siauw Tiong Djin adalah pemerhati politik Indonesia. Ia bermukim di Melbourne, Australia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tan Kah Kee dan Siauw Giok Tjhan

8 Juni 2024   16:43 Diperbarui: 8 Juni 2024   19:49 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertemuan Tan dan Siauw di Batu tentu menyinggung pandangan Tan tentang Tiongkok. Tan berkali-kali ke Tiongkok dan mengenal dekat kepribadian Mao Zedong dan Chiang Kaishek. Tan yang kecewa dengan kepemimpinan Chiang dan mengagumi kepemimpinan Mao dalam keseriusan bertempur melawan Jepang, pasti mengutarakannya ke Siauw.

Tan dan Siauw memiliki langgam kerja yang serupa. Kedua-duanya mementingkan kehadiran surat kabar dalam perjuangan politik. Pada 1923 Tan mendirikan Nanyang Siang Pau di Sinaapura. Tidak lama setelah Tan kembali di Singapura dari persembunyian di Malang, ia mendirikan Nan Chiao Jit poh.

Siauw bekerja sebagai wartawan di Matahari sejak 1933, dan menjadi pemimpin redaksi setelah Kwee Hing Tjiat meninggal pada 1939. Matahari ditutup oleh Jepang semasa pendudukannya di Indonesia. Setelah kemerdekaan, pada awal 1946, Siauw mendirikan dua majalah mingguan di Malang,  Pemoeda dan Liberty. Kedua-duanya merupakan majalah politik yang memberitakan perkembangan politik di Indonesia.

Tan dan Siauw memiliki keyakinan yang sama tentang perkembangan politik di Tiongkok. Mereka berkeyakinan bahwa Mao dari Yenan akan mengalahkan rezim Kuomintang yang dipimpin oleh Chiang Kaishek di Chongqing dan pada akhirnya akan menjadi pemimpin Tiongkok. Keduanya bersepakat untuk mendukung Mao, melalui tulisan-tulisannya.

Keduanya-pun terinspirasi oleh Edgar Snow yang menulis buku berjudul The Red Star Over China, terbit pada 1937.

Baik Nan Chiao Jit Poh di Singapura maupun Pemoeda dan Liberty menyuarakan sikap memuji dan mendukung Mao di Tiongkok. Bahkan buku Red Star Over China diterjemahkan oleh Siauw dan secara berkala sebagian isi buku itu terbit dalam majalah Pemoeda.

Tan dan Siauw berjumpa lagi di Singapura di awal 1947.  Indonesia mengirim delegasi yang cukup besar ke India untuk menghadiri Inter Asian Relations Conference, yang diselenggarakan pada 23 Maret - 2 April 1947.  

Delegasi Indonesia dibagi dua. Satu dipimpin oleh Siauw Giok Tjhan dan yang lain dipimpin oleh Ali Sastroamidjojo. Delegasi Siauw jauh lebih besar, terdiri dari belasan tokoh politik nasional, di antaranya Djohan Sjaroesah,  tiba di India melalui Singapura. Pulangnya-pun melalui Singapura. Dana untuk perjalanan ternyata terbatas.  Tan menerima Siauw sebagai kawan karib-nya.  Tanpa diminta ia memberi bantuan dana, sehingga delegasi bisa mengikuti konperensi di India dan kembali ke Indonesia dengan selamat, menghindari blokade Belanda.

Siauw menjadi salah satu pembicara di konperensi tersebut. Ia membantah tuduhan wakil Tiongkok, George Yeh, yang menyatakan bahwa pemerintah RI tidak memiliki kemampuan untuk melindungi keselamatan Tionghoa yang kerap menjadi korban kerusuhan setelah kemerdekaan diproklamasikan. Siauw menegaskan bahwa kerusuhan merupakan taktik Belanda untuk mencemarkan nama RI di dunia internasional dan pemerintah Indonesia mampu menjaga keselamatan Tionghoa di Indonesia.

Di dalam perjalanan kembali ke Indonesia, delegasi Siauw tersangkut di Singapura.  Sekitar April 1947, Tan mengundang Siauw untuk berbicara di sebuah pertemuan dengan komunitas Tionghoa di Singapura untuk mengecam Belanda atas kebijakan yang merugikan Tionghoa di Indonesia.

Ketika Amir Sjarifuddin menjadi perdana menteri pada Juli 1947, Siauw diangkat menjadi menteri negara dengan tugas khusus menyelesaikan masalah minoritas.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun